Nakhodai IPPNU Banyu Ayu, Atik Bertekad Kuatkan Wawasan Kebangsaan
Jumat, 4 Oktober 2019 | 02:30 WIB
Pamekasan, NU Online
Atik Yulia Mukhsin telah resmi menakhodai IPPNU Pimpinan Komisariat Pesantren Banyu Ayu Putri. Atik dilantik bersama belasan pengurus lainnya di Pesantren Banyu Ayu, Pamoroh, Kadur, Kabupaten Pamekasan, Kamis (3/10).
Atik mengaku bersyukur atas kepercayaan yang diberikan kepada dirinya. Karena itu, kepercayaan tersebut harus dipertanggung jawabkan dengan sungguh-sungguh. Caranya adalah menjalankan roda organisasi sebaik mungkin, menyusun dan melaksanakan program yang telah disepakati dengan pengurus lainnya.
“Menjadi ketua itu tidak gampang, karena kita akan menjadi sorotan masyarakat. Kalau (organisasi) tidak jalan, malu. Ya, kalau hanya sekadar menjadi ketua, cuma pasang nama, ya gak berat,” ujarnya Atik saat dihubungi Jumat (4/10) pagi.
Dalam kepengurusan IPPNU kedepan, Atik menegaskan komitmennya untuk menguatkan wawasan kebangsaan bagi segenap akder IPPNU Banyu Ayu. Sebab wawasaan kebangsaan sudah mulai luntur di kalangan generasi muda.
"Menguatkan wawasan kebangsaan. Ini visi utama saya bersama pengurus dalam menjalankan roda organisasi ke depan," tegasnya.
Menurutnya, penguatan wawasan kebangsaan menjadi penting di tengah terkikisnya patriotisme dalam diri generasi saat ini. Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi masa depan Indonesia.
"Untuk keagamaan, insyaallah kami dari kalangan pesantren sudah mantap. Tinggal penguatan kebangsaan," ujar Atik.
Diterangkan, tekad tersebut terbilang tidak sulit. Sebab, benih wawasan kebangsaan sudah mengakar kuat di Pesantren Banyu Ayu yang dikenal getol dalam menyebarkan paham Ahlussunnah wal Jamaah.
"Para kiai dan nyai kami di pesantren sudah menanamkan benih patriotisme dalam diri kami. Tinggal dikembangkan dalam ruh organisasi IPPNU Banyu Ayu," tekan Atik.
Selain itu, dirinya bakal serius dalam berorganisasi. Itu demi terbentuknya pelajar bangsa yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pihaknya juga bertekad akan memprogramkan budaya membaca dan diskusi. Iti diyakini sebagai perwujudan dalam mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.
"Kami juga bakal mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah. Termasuk mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi," tukasnya.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR