Jombang, NU Online
Napak Tilas Guru Bangsa menjadi pembuka perhelatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 di Jombang, Jawa Timur, Ahad (14/10). Dimulai dari makam almaghfurlah KH Hasyim Asy'ari Tebuireng para peserta melakukan tahlil bersama, kemudian bergerak ke makam KH Romly Tamim Rejoso, selanjutnya ke makam KH Bisri Syansuri Denanyar, dan berakhir di makam KH Wahab Hasbullah Tambakberas.
Dari 1000 peserta Napak Tilas Guru Bangsa yang menjadi target panitia berjalan kaki dari empat makam guru bangsa yang sekaligus pendiri NU itu. Mereka berjalan sesuai rute yang telah dibuat panitia sebelumnya.
Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab saat memberangkatkan peserta Napak Tilas mengungkapkan, peserta yang mayoritas adalah santri itu harus senantiasa bisa meneladani semangat perjuangan pendiri bangsa, terutama pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
"Kita semua tidak hanya berziarah, namun semangat dalam perjuangan mereka harus kita teladani," katanya di Tebuireng tepat depan makam keluarga besar Pesantren Tebuireng.
Menurut perempuan yang juga Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Jombang ini, para santri adalah generasi atau penerus perjuangan kiai dan ulama terlebih pendiri NU.
Oleh karenanya, semangat perjuangan mereka patut dicontoh, mulai dari semangat memperjuangkan tegaknya Negara Indonesia pada masanya hingga dalam hal menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan juga keagamaan.
"Sebab santri diberikan posisi yang sama, peran santri dan ulama dalam merebut kemerdekaaan Indonesia harus selalu menjadi teladan santri," ujar dia.
Hadir pada pemberangkatan ini, di antaranya jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Wakapolres, beberapa kepala dinas, peserta dan para pendampingnya juga panitia HSN. Tampak pula anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mengamankan jalannya kegiatan. (Syamsul Arifin/Muiz)