Ketua PCNU Lumajang, Jawa Timur, KH Muhammad Mas’ud dalam sebuah acara di Lumajang sebelum darurat Covid-19. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Lumajang, NU Online
Masyarakat harus bangkit dan beradaptasi dengan Covid-19 dalam skema kenormalan baru. Virus yang mengincar paru-paru manusia itu, tidak bisa dibiarkan terus menghegemoni kehidupan manusia. Sebab, terlalu banyak yang harus dikorbankan jika Covid-19 tidak dilawan dengan adaptasi.
“Bagaimanapun kita harus bangkit untuk menjalani hidup yang normal. Sebab selama ini, kita seolah tidak bisa bergerak karena Corona,” ucap Ketua PCNU Lumajang, Jawa Timur, KH Muhammad Mas’ud di Lumajang, Selasa (2/6).
Menurutnya, masyarakat harus bangkit, tidak boleh terlalu lama berada di bawah bayang-bayang hantu Covid-19. Bangkit dalam pengertian beraktivitas tanpa harus melalaikan protokol medis, lebih-lebih petani. Sebab, jika petani tidak berproduksi, maka bisa mengancam persediaan pangan.
“Untuk itu, PCNU Lumajang setelah lebaran ini mendorong petani untuk lebih giat menanam padi lagi. NU Lumajang akan memulai gerakan ketahanan pangan,” jelasnya.
Selama ini, katanya, sebagian masyarakat Lumajang lebih suka menanam pohon sengon. Bahkan tanah yang sebenarnya masih produktif, terkadang ditanami sengon. Sebab pohon bahan dasar triplek itu punya nilai ekonomi yang tinggi dan perawatannya gampang. Namun jika itu dibiarkan, akan berdampak pada ketersediaan beras.
“Makanya, mari kita bangkit. Setelah Lebaran berlalu, mari kita songsong hidup dalam kenormalan baru, ayo kita tanam padi,” pintanya.
Gerakan ketahanan pangan itu akan disosialisasikan kepada seluruh MWCNU dan Ranting NU se-Lumajang. Dengan program itu, diharapkan warga NU bisa semangat untuk menanam padi, dan berkontribusi pada gerakan ketahanan pangan.
“Secara informal sudah kami sampaikan itu ke warga NU. Tapi secara formal nanti akan kita sosialisasikan kepada MWC dan Ranting via gawai dan sebagainya, soalnya untuk mengadakan rapat atau pertemuan saat ini masih terkendala physical distancing,” urainya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Lumajang, Muhammad Ashari menyatakan keyakinannya bahwa gerakan tersebut akan mencapai hasil yang maksimal. Sehingga ketahanan pangan di Lumajang bisa dicapai.
“Saya yakin bisa karena petani itu hampir semuanya adalah warga NU,” jelasnya.
Ashari menambahkan, petani perlu berkreasi dalam mengolah lahan pertaniannya. Misalnya, menanam ketela pohon, ketela rambat, dan sebagainya di lahan-lahan sawah yang kosong, atau pematang sawah, dan sebagainya.
“Agar petani tidak hanya menghasilkan padi, tapi juga tanaman lain yang bisa menghasilkan uang,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi