KH Munsif Nahrawi pada acara NU Backpacker di Pondok Pesantren Miftahul Falah, Singosari, Malang, Jawa Timur, Sabtu (19/11/2022). (Foto: NU Online/Rahman Jaya)
Malang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falah Malang, KH Munsif Nahrawi mendukung penuh terhadap komunitas NU Backpacker. Karena berisi kelompok anak muda NU yang memiliki hobi petualang, juga cinta terhadap alim ulama dan ziarah. Dan yang ditekankan adalah juga bagaimana komunitas ini dapat menuliskan dan menjaga makam ulama.
Harapan tersebut sampaikan pada seremonial Gathering Nasional NU Backpacker Tahun 2022 di Pondok Pesantren Miftahul Falah, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (19/11/2022).
"Saya sangat simpati dan mendukung penuh, kapan pun saya siap menjadi penasihat kalian, walaupun secara umur sudah tidak memungkinkan," katanya.
Meskipun anggota NU Backpacker adalah dari kalangan anak jalanan, tapi harus tetap menjaga nama jamiyah. Hal tersebut lantaran mengambil kata NU di depan komunitasnya.
"Mau dari latar belakang apapun, yang penting prinsipya mampu menjaga nama NU," tegas kiai yang juga pernah menjadi Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) zaman Kiai Tolkhah Mansur tersebut.
Kiai Munsif juga meminta kepada anggota NU Backpacker berkordinasi dengan kiai sekitar. Hal tersebut untuk dapat menuliskan sejarah sejumlah makam ulama di tempat mereka berada.
"Selain menuliskan sejarah, juga bisa merawat makam ulama di daerahnya masing-masing" tambahnya.
Kordinator Nasional NU Backpacker, Hidayatullah mengatakan bahwa keberadaan perkumpulan ini sebagai support sistem NU. Dengan demikian bukan bagian resmi, akan tetapi kecintaan aggotanya kepada NU sangatlah besar. Hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan yang dilakukan selama yakni dari sowan, ziarah dan juga jalan-jalan.
Pria yang lebih akrab disapa Mbah Doyok ini menjelaskan, dahulu dirinya kurang berani untuk sowan kepada kiai. Hal tersebut karena merasa sebagai insan yang kotor. Akan tetapi kemudian menarik cinta kembali dengan memberikan nama NU di depan nama komunitas agar lebih dekat dengan para ulama.
"Istilahnya kita adalah santri jalanan tapi dekat dengan kiai. Dolan atau healing pun harus dilengkapi dengan sowan agar tidak jauh dari pesantren dan kiai," jelasnya.
Pada gathering nasional ini diisi dengan halaqah dan ziarah ke makam KH M Thohir Bungkuk, KH Nawawi Thohir, Nyai Umi Kulsum Thohir, Nyai Zainab Thohir dan KH Nachrowi Thohir.
Kontributor: Rahman Jaya
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi