NU Care-LAZISNU Adakan Program Literasi Keuangan Syariah di Pesantren Daarul Hikmah Pamulang
Kamis, 6 November 2025 | 21:30 WIB
Program Literasi Keuangan Syariah bagi santri dan guru di Tangerang Selatan, Jumat (31/10/2025) (Foto: dok. LAZISNU)
Tangerang Selatan, NU Online
NU Care-LAZISNU merealisasikan salah satu program dalam rangkaian Hari Santri 2025 berupa Literasi Keuangan Santri dan Guru di Pondok Pesantren Daarul Hikmah Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Program ini juga sekaligus dalam rangka memperingati Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025.
Wakil Direktur Fundraising Humas dan IT NU Care-LAZISNU PBNU Anik Rifqoh mengatakan bahwa program tersebut telah dilaksanakan pada Jumat (31/10/2025).
Anik Rifqoh menjelaskan bahwa literasi keuangan menjadi bagian penting dalam membangun karakter kemandirian santri di era modern.
“Kenapa sih santri harus belajar literasi keuangan? Karena setiap bulan kita dapat kiriman dari orangtua dan kita harus bijak mengatur keuangan,” ujarnya dalam rilis yang diterima NU Online, Kamis (6/11/2025).
Santri, kata Aniq, harus paham mana kebutuhan dan mana keinginan.
“Kalau dari sekarang sudah terbiasa, nanti ketika sukses pun kita udah bisa mengatur uang dengan baik,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kemampuan ini juga harus diimbangi dengan literasi digital agar santri tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dalam dunia digital.
“Sekarang zamannya AI (Artificial Intelligence). Jangan sampai kita cuma jadi pengguna pasif. Santri harus bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak, untuk belajar, berdakwah, dan berkontribusi bagi masyarakat,” lanjutnya.
Ketua PCNU Tangerang Selatan H Abdullah Mas’ud menegaskan pentingnya peran pesantren dalam membangun ekonomi umat. Ia menekankan bahwa ekonomi pesantren harus berlandaskan prinsip syariah.
“Santri harus tahu mana halal dan haram, mana riba dan mana bagi hasil. Jangan sampai tergoda investasi bodong. Pesantren harus jadi pusat kemandirian umat,” tutur Mas’ud.
Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Hikmah, Ustasz Very Sonevyl menyampaikan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
"Ini sangat diperlukan agar mereka paham cara mengatur keuangan sejak dini,” ungkapnya.
Program kerja sama dengan PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) ini mengusung tema Pesantren Berdaya Indonesia Jaya. Kegiatan ini diikuti oleh 145 santri siswa, terdiri dari 105 siswa Madrasah Aliyah dan 40 siswa Madrasah Tsanawiyah.
Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah Vivin Arbianti Gautama juga sependapat bahwa para santri dan pengajar perlu memahami cara mengelola keuangan secara bijak, agar mampu berkontribusi lebih besar terhadap penguatan ekosistem ekonomi syariah nasional.
“Melalui kegiatan literasi ini, kami ingin membantu pondok pesantren agar turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan sumber daya manusia yang berfokus pada nilai syariah,” tutur Vivin.
Program ini sejalan dengan tujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya akses layanan keuangan yang merata dan inklusif serta pemanfaatan teknologi finansial.
Pada sesi pertama, Nurofiq menyampaikan tentang Islamic Organization Partnership Prudential Syariah yang membahas pentingnya literasi keuangan dan perencanaan jangka panjang.
Menurutnya, peran orangtua dan sekolah atau pesantren sangat dibutuhkan dalam mendidik generasi muda agar lebih cakap finansial.
“Kalau perlu, literasi keuangan masuk ke kurikulum pelajaran ekonomi di sekolah. Santri harus belajar lebih banyak, karena mereka adalah harapan bangsa,” tambahnya.
Sesi kedua dibawakan oleh Wahyu Noerhadi, Manager Fundraising dan Humas NU Care-LAZISNU yang mengenalkan dasar-dasar kecerdasan buatan (AI), etika penggunaannya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu peserta Rabiah Adawiyah Hasibuan, siswi kelas XI MA bercerita bahwa ia pertama kali belajar tentang keuangan.
“Aku seneng banget, ini pertama kali buat aku belajar literasi keuangan. Biar kita sebagai santri juga paham cara ngatur uang,” ungkap Rabiah.