Jember, NU Online
NU Care-LAZISNU Jember, Jawa Timur terus menebar manfaat bagi masyarakat. Yang teranyar, NU Care LAZISNU Jember memberikan santunan untuk puluhan anak yatim. Penyerahan santunan itu dilakukan di KCP Bank Mandiri Universitas Jember, Senin (2/3).
Menurut Ketua Pengurus Cabang Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (PC LAZISNU) Jember, Fathor Rosyid, pemberian santunan itu merupakan bentuk kepedulian NU terhadap kaum dhuafa, khususnya anak yatim. Selain itu, juga sebagai tanggung jawab pihaknya terhadap muzakki (pemberi zakat) yang telah memercayakan zakat, infak dan sedekahnya kepada LAZISNU Jember.
“Pemberian santunan itu sebagai tanggungjawab kami kepada Allah, sekaligus laporan kepada para muzakki,” ucapnya kepada NU Online di sela-sela acara pemberian santunan.
Menurut Dosen IAIN Jember itu, pihaknya setiap bulan tak pernah absen ‘membelanjakan’ dana LAZISNU untuk berbagai segmen penerima. Namun sejauh ini santunan untuk anak yaitm dan kaum dhuafa lainnya merupakan segmen yang paling sering menerima bantuan dari LAZISNU.
“Dari 8 asnaf (golongan) itu, anak yatim memang paling memerlukan uluran tangan,” jelasnya.
Ia bertekad akan selalu transparan dalam pengelolaan dana ZIS (zakat infak dan sedekah). Sebab transparansi adalah sumber kepercayaan masyarakat. Transparansi tersebut meliputi asal sumbangan dan jumlahnya, serta jumlah pengeluaran dan peruntukannya.
“Itu transparansi wajib kami jaga sebaik mungkin. Tanpa kepercayaan , maka LAZISNU tidak ada apa-apanya,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Bendahara PC LAZISNU Jember, Muksin Alatas mengajak semua pihak untuk bersama-sama meringankan beban hidup anak yatim, fakir miskin dan kaum yang terpinggirkan. Mereka sangat membutuhkan bantuan, lebih-lebih dalam kondisi ekonomi bangsa seperti ini.
“Mari para dermawan dan siapapun yang punya kelebihan rezeki, berbagi bersama kami demi meringankan beban hidup mereka. Kami siap menerima titipan di rekening BRI 220301002224535, Bank Jatim 0032690602, BNI 1613442618, dan Bank Muamalat 7310056821,” urainya.
Harta yang diinfakkan, sejatinya adalah titipan, yang akan kembali lagi kepada pemiliknya, terutama saat sudah meninggal dunia. Berapapun yang dititipkan itulah yang akan kembali kelak. Dan itulah kekayaan yang sebenarnya.
“Jadi berapapun seseorang mempunyai harta, namun harta yang sesungguhnya milik dia adalah harta yang diinfakkan, karena itulah yang dibawa mati,” ungkapnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin