NU Care-LAZISNU Purbalingga Berdayakan Ekonomi Seorang Guru Ngaji Penjual Dawet Ayu
Senin, 13 Mei 2024 | 10:00 WIB
Gerobak baru Syamsul Arifin yang merupakan bantuan dari NU Care-LAZISNU Purbalingga. (Foto: dok. NU Care-LAZISNU Purbalingga)
Purbalingga, NU Online
NU Care-LAZISNU Purbalingga melalui Unit Pengumpul Zakat, Infak, dan Sedekah (UPZIS) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Purbalingga melakukan pemberdayaan ekonomi untuk salah seorang warga di Kelurahan Toyareja, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Dana pemberdayaan berasal dari dana zakat produktif.
Ketua UPZIS MWCNU Purbalingga Syamsul Munir mengatakan, pihaknya telah melakukan pemberdayaan ekonomi untuk warga yang bernama Syamsul Arifin. Warga tersebut sebelumnya sudah mempunyai usaha, sedangkan pemberdayaan yang dilakukan UPZIS MWCNU Purbalingga bersifat pengembangan saja.
Munir menambahkan, Syamsul Arifin yang merupakan seorang Santri Tegalrejo, Magelang memiliki usaha UMKM berupa dawet ayu yang sehari-hari berkeliling menggunakan gerobak sepeda motor. Sementara pihak UPZIS memberikan bantuan berupa gerobak, alat-alat usaha, dan bahan-bahan untuk membuat dawet ayu. Jumlah bantuan yang diberikan senilai Rp2 juta.
“Rp1.200.000 untuk pesan gerobak. Kemudian Rp500 ribu untuk beli alat-alat panci, gelas, termos, dan sebagainya. Sisanya saya kasihkan untuk beli bahan baku,” ujar Munir kepada NU Online, pada Kamis (9/5/2024).
Baca Juga
Jangan Remehkan Peran Guru Ngaji
“Gerobaknya saya yang pesen, terus alat-alatnya berupa termos, payung, gelas dan lain sebagainya saya yang beli. Untuk bahan bakunya sisa dari alat-alat itu ia yang beli,” imbuh Pengelola Pemberdayaan UMKM UPZIS MWCNU Purbalingga ini.
Semula, gerobak yang dipakai Syamsul adalah hasil pinjaman dari kakaknya dan terbuat dari kayu. Saat ini, gerobak yang dipakai Syamsul sebagai penerima manfaat berasal dari besi. Munir mengatakan, pemberdayaan tersebut sudah berangsung sejak September 2022 lalu.
“Dulu gerobak yang ia gunakan untuk berjualan berbahan kayu, saat ini sudah berbahan dasar besi siku,” terangnya.
Munir menuturkan, penerima manfaat merupakan seorang santri alumnus Pesantren API Tegalrejo, Magelang. Sehari-hari Syamsul juga menjadi guru ngaji di Pondok Pesantren Minhajussholihin, Desa Jatisaba, Purbalingga.
Syamsul berjualan dawet ayu dengan berkeliling pada pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Lalu selepas waktu ashar, Syamsul menjalankan rutinitas sebagai guru ngaji di Pesantren Minhajussholihin.
“Ia berjualan dari jam 10 pagi dan jam 2 atau setengah 3 siang sudah pulang,” tuturnya.
Selain memberdayakan penjual dawet ayu, UPZIS MWCNU Purbalingga juga telah melakukan pemberdayaan ekonomi yang lain. Di antaranya ternak kambing, warung makan, usaha teh jumbo, es teler, dan jaisu (jahe dan susu).
“Semuanya, sebelum kami evaluasi mendapatkan dana pemberdayaan Rp2 juta,” paparnya.
Manajer Fundraising NU Care-LAZISNU Purbalingga Wuri Handayani mengungkapkan, program ini bertujuan untuk menjadikan warga Purbalingga secara umum, dan warga Nahdlatul Ulama di Purbalingga secara khusus menjadi mandiri.
“Program ini diselenggarakan karena masih ada warga, khususunya warga NU, di Purbalingga tergolong ke dalam masyarakat dengan kemiskinan ekstrim,” jelasnya kepada NU Online, pada Jumat (10/5/2024).
Lebih lanjut Wuri memaparkan, ke depan program pemberdayaan ekonomi ini akan ditujukan kepada seluruh warga Purbalingga yang memenuhi syarat.
“Saat ini NU Care-LAZISNU Purbalingga bersama BAZNAS dan LAZ se-Kabupaten Purbalingga sedang bekolaborasi untuk merealisasikan kampung zakat. Jadi, wilayah yang menjadi percontohan membantu wilayah lain termasuk wilayah yang terdapat kemiskinan ekstrem. Salah satunya melalui pemberdayaan ekonomi,” tegasnya.