Pringsewu, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu, Lampung mengajak seluruh umat Islam untuk memaksimalkan kuantitas dan kualitas bulan Suci Ramadhan 1441 H walaupun berada dalam kondisi pandemi global Covid-19. Keistimewaan yang ada pada bulan mulia ini tidak boleh terlewatkan.
Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufik Qurrohim mengatakan, syiar Ramadhan juga harus terus digaungkan dalam rangka memotivasi umat Islam untuk meningkatkan ibadah walaupun dilakukan di rumah masing-masing.
Syiar Islam melalui masjid atau mushala yang tidak melibatkan banyak jamaah atau massa harus tetap digaungkan. "Azan shalat lima waktu harus terus dikumandangkan, tadarus, penanda buka atau imsakiyyah, tarhim, dan bentuk syiar lainnya yang tidak mengumpulkan banyak massa," jelasnya, Jumat (1/5).
Di tengah pandemi ini juga ia mengimbau para takmir khususnya muadzin untuk mengumumkan kepada umat Islam sebelum azan di masjid atau mushala untuk senantiasa berprilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan memakai sabun, menggunakan masker jika keluar rumah, dan menghindari kerumunan massa.
"Walaupun shalat berjamaah di rumah masing-masing, masjid tak boleh di lockdown. Rutinitas aktivitas jamaah lima waktu di masjid khususnya bagi takmir dan marbot harus dilanjutkan. Seperti majelis taklim misalnya, juga bisa dilakukan dengan sistem daring atau online," tambahnya.
PCNU Pringsewu juga mengingatkan agar para takmir memperketat standar protokol di masjid di tengah ribuan pendatang dari perantauan sudah berada di Pringsewu. Sudah ada tujuh ribu lebih pendatang berdasarkan data dari Pemda Pringsewu yang tersebar di sembilan kecamatan.
"Kita ingatkan agar pendatang melakukan isolasi mandiri minimal 14 hari dari mulai kedatangannya dan sementara tidak berjamaah di masjid. Bagi penduduk lama yang memiliki gangguan kesehatan seperti batuk juga diingatkan beribadah di rumah," ingatnya.
Beberapa standar protokoler yang bisa dilakukan di masjid di antaranya dengan menggulung karpet, menyediakan hand sanitizer, thermogun (alat pengukur suhu badan), tidak melakukan kontak fisik, physical distancing (jaga jarak) dan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi masjid.
"Mari kita memasjidkan rumah kita dengan ibadah dengan tidak merumahkan masjid sebagai pusat syiar umat Islam," ajaknya.
H Taufik mengingatkan bahwa yang dihindari saat ini adalah berkumpulnya massa banyak yang tidak memakai standar protokoler. "Bukan shalat tarawihnya yang dilarang, tapi berkumpulnya massa yang seharusnya dihindari," tegasnya.
Maksimalkan Teknologi
Sementara Katib Syuriyah PCNU Pringsewu H Auladi Rosyad mengatakan bahwa di era pandemi ini, syiar Ramadhan juga harus disemarakkan secara daring. Artinya umat Islam harus memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk syiar Ramadhan.
"Maksimalkan teknologi dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan dan memperdalam ilmu agama melalui keikutsertaan pada Ngaji Online yang dilakukan oleh para ulama," katanya.
Saat ini banyak ulama dan forum-forum yang menggelar kajian Islam secara online melalui media sosial. Mereka yang memiliki berbagai kemampuan mengisi konten media sosial dengan video, tulisan, dan meme misalnya, juga harus lebih produktif menyiarkan Ramadhan.
Selain itu H Rosyad juga mengingatkan agar di masa seperti ini umat Islam harus meningkatkan kepedulian sosial dengan menyegerakan pembayaran zakat dan bersedekah pada warga kurang mampu.
"Kita harus berbagi di tengah pandemi pada orang-orang yang terdampak ekonomi. Kita bisa berbagi seperti berbagi takzil dan paket berbuka puasa," tambahnya.
Patuh pada kebijakan pemerintah dan intansi terkait dalam penanggulangan Covid-19 juga penting dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat.
"Mari memaksimalkan bulan Ramadhan sebagai waktu istimewa untuk terus berdoa, berdzikir, dan melakukan berbagai ikhtiar agar wabah Covid-19 segera berlalu," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan