Daerah

PCNU Blora: Mari Bersatu Besarkan Organisasi

Senin, 3 September 2012 | 08:00 WIB

Blora, NU Online
Ketua PCNU Blora-Jawa Tengah H Ainur Rofiq mengajak pengurus NU untuk kompak dan bersatu dalam membesarkan organisasi. "Kekompakan amat sangat diperlukan, khususnya dalam upaya menjaga nilai-nilai Islam ala ahlussunah waljamaah."
<>
Ainur Rofiq mengatakan itu dalam kesempatan halal bihalal WMC NU Blora I, Blora, Jawa Tengah di gedung MWC NU, di Desa Pelem diselenggarakan Ahad (2/9). 

”Potensi warga NU sangat besar, karena itu potensi itu harus diberdayakan agar bisa bermanfaat untuk membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Pihaknya mengibaratkan, anggaran APBN negara yang mencapai sekitar 1.600 triliun awalnya juga dikumpulkan dari sedikit demi sedikit. Salah satunya , dana itu dikumpulkan dari rakyat. Dan, setelah terkumpul, jumlah sangat besar.

Karena itu, NU yang memiliki warga yang sangat besar, juga memiliki potensi yang besar. Karena itu, potensi yang besar itu harus diberdayakan. Warga dan pengurus NU diajak untuk tidak menggantungkan kepada pihak lain.

”Sudah saatnya, kita tidak terus nyagerno (menggantungkan) pada pihak lain,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua MWC NU Blora I, KH Kasturi menambahkan, MWC NU Blora I, saat ini masih memiliki beberapa program kerja yang belum selesai. Diantaranya penyempurnaan gedung MWC. Gedung yang letaknya cukup strategis itu, selain digunakan untuk kepentingan organisasi, nantinya juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dan pendidikan umat.

”Kami menginginkan, agar tradisi NU yang saat ini berkembang di masyarakat bisa terus lestari. Karena itu, melalui gedung ini, MWC NU akan terus melakukan pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, dalam ceramahnya, KH Busyro menegaskan, bahwa tradisi halal bihalal yang dikembangkan warga NU sudah sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dimana, dalam halal bihalal, seslalu dikembangkan silaturrahmi. Kegiatan silaturrahmi juga sangat dianjurkan oleh agama.

”Saat halal bihalal, juga ada acara meminta maaf dan memberi maaf. Maaf memaafkan juga diperintahkan agama,” tegasnya.

Selain itu, saat halal bi halal juga diisi untuk meminta doa rentu kepada orang tua, guru atau orang-orang yang dituakan. Memminta doa kepada orang-orang yang mulia juga dianjurkan agama.


Kontributor: Sholihin Hasan


Terkait