Daerah

Pentingnya Berpikir Kritis di Era Digital

Jumat, 26 Agustus 2022 | 09:30 WIB

Pentingnya Berpikir Kritis di Era Digital

Literasi digital bertajuk Menjadi Generasi Kritis dengan Literasi Digital di Era Milenial di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien. (Foto: NU Online/Suci Amaliyah)

Riau, NU Online
Di era digital ini aliran informasi demikian melimpah dan tidak terbatas. Problemnya adalah tidak semua informasi benar, oleh sebab itu kemampuan untuk memastikan kebenaran informasi berikut sumber-sumbernya penting dipahami para pelajar maupun santri. 


Hal ini menjadi perbincangan dalam kegiatan literasi digital bertajuk Menjadi Generasi Kritis dengan Literasi Digital di Era Milenial di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien Sumber Makmur Kampar Riau, Kamis (25/8/2022). 


Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Dosen Informatika Universitas Bunda Mulia Affix Mareta, PWNU Riau KH Kholid Junaidi, dan Dosen Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Liza Afriyanti. 


Dosen Informatika Universitas Bunda Mulia, Affix Mareta mengatakan banyaknya informasi yang beredar di media sosial membuat pelajar atau santri harus selektif dalam memilih berita atau artikel.


“Tidak semua informasi bermanfaat dan mudah dipercaya. Sebab itu sebaiknya pahami dulu semua artikel yang beredar di media sosial. Jangan sampai terpapar hoaks,” tutur Affix. 


Senada, Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien Sumber Makmur Kampar Riau KH Kholid Junaidi meminta para santri agar bijak dalam menggunakan media sosial. Terlebih ketika mendapat berita atau artikel yang tersebar luas di internet.


“Santri harus tahu kita diberikan mata dua oleh Allah swt, diberikan telinga, dan mulut itu menunjukkan ketika bermain medsos lihat dulu kebenarannya, kroscek dari sumber terpercaya baru kita sebarkan,” kata Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau.


Dalam kesempatan itu, Kiai Kholid mengingatkan para santri agar menjaga privasi atau keamanan data pribadi di media sosial jangan sampai disalahgunakan. “Jangan sampai men-share data pribadi kepada orang lain karena ketika data pribadi diambil seseorang tidak menutup kemungkinan itu dibajak untuk kejahatan,” pesannya.


Dosen Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Liza Afriyanti menjelaskan literasi digital dibutuhkan oleh anak-anak di dunia pendidikan sebab banyak manfaat yang diperoleh seperti menghemat waktu, biaya, belajar lebih cepat dan efisien dan dapat memperkaya ketrampilan.


Namun demikian, kata Liza, literasi digital tak lepas dari tantangan kecepatan pertumbuhan informasi yang tidak sejalan dengan pemahaman seseorang terhadap pengguna aplikasi sehingga dibutuhkan tiga hal yakni digital skill, digital culture dan digital safety.


Pertama digital skill. Digital skill ini, kata Liza, menekankan kepada kemampuan seseorang mengoperasikan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari seperti pengetahuan menggunakan ponsel, beragam aplikasi chat dan lainnya.


Kedua, digital culture yakni kemampuan individu dalam membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.


Ketiga, digital safety. Liza menuturkan digital safety merupakan kemampuan pengguna dalam meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. "Dengan ketiga langkah ini santri tidak mudah terpapar hoaks dan lainnya," pungkasnya.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syamsul Arifin