Rembang, NU Online
Tak terasa Kabupaten Rembang sudah memasuki usia Ke–278 pada tahun 2019. Tentu usia tersebut bisa dibilang sudah dewasa, dan harus matang dalam segala hal. Seperti program pemberdayaan masyarakat, hingga penuntasan kemiskinan hingga penyediaan lapangan pekerjaan.
Pada peringatakan hari jadi Ke–278 yang jatuh pada Sabtu tanggal 27 Juli 2019, tahun ini Pemerintah Kabupaten Rembang punya segudang harapan untuk diwujudkan.
Hal itu tertuang dalam untaian do’a dan tahlil bersama yang digelar oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Rembang di Pendapa Kompleks Museum Kartini Rembang pada hari Jumat (26/7) malam.
Bupati Rembang H Abdul Hafidz mengaku, tahlil dan do’a bersama digelar untuk mendo’akan para Bupati Rembang terdahulu yang pernah memegang roda pemerintahan.
“Banyak rangkaian hari jadi kita lakukan, seperti ziarah ke makam Sunan Bonang di Desa Bonang Kecamatan Lasem, terus dilanjutkan ziaarah ke makam Bupati Lasem Tejokusumo I sekitar tahun 1585 dan makam Sayid Abdurrahman Basayaiban atau yang dikenal Mbah Sambu," ujarnya.
Dijelaskan Bupati, kenapa di sebut Bupati Lasem, karena sebelum di Rembang pusat pemerintah berada di Lasem. Sehingga disebut Bupati Lasem.
Setelah itu ziarah para pejabat itu dilanjutkan ke makam RA Kartini, dan suaminya K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, serta Taman Makam Pahlawan Giri Bhakti Rembang.
Lebih lanjut Bupati Rembang mengatakan, dalam tahlin dan do’a bersama terselip sejumlah harapan melalui wasilah kepada pahlawan yang sudah memperjuangkan Kabupaten Rembang dari para penjajah.
Sebelum tahlil dimulai, Pemerintah Kabupaten Rembang menggelar tradisi kirab budaya. Kirap dilakukan dengan cara mengarak pusaka (senjata) warisan sejarah dan tradisi. Selain itu, gunungan nasi setinggi satu meter juga diarak keliling di kompleks pendapa museum Kartini Rembang.
Setelah gunungan diarah dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Meski kegiatan tersebut digelar malam hari, hal tersebut menjadi ajang wisata tahunan yang dinanti warga.
Senjata peninggalan para pejuang jaman mengusir penjajah itu berjumlah 14, yang terdiri dari trisula, tumbak, payung, dan beberapa pusaka lainnya. Barang-barang tersebut disimpan dan dirawat dengan baik, untuk kepentingan pariwisata.
Acara tahlil bersama nampak hadir sejumlah pengurus, dari Lembaga, dan Badan Otonom Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Rembang. Mereka nampak mengikuti tahlil pada malam tirakatan yang digelar Pemkab Rembang.
Sekretaris Pimpinan Cbang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Rembang Pujianto menyambut baik kegiatan yang digelar oleh Pemkab Rembang. Ia sangat mendukung kegiatan dengan tujuan pengembangan pariwisata tersebut.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan kepariwisataan itu. Apalagi Kabupaten Rembang sudah banyak mendapatkan kunjungan wisatawan dari luar kota maupun turis manca Negara,” tandas Pujianto. (Ahmad Asmui/Muiz)