Jepara, NU Online
Pesantren Nurus Salam Desa Klepu Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Jawa Tengah memiliki kegiatan baru. Kegiatan yang masuk dalam ekstrakurikuler pesantren itu terbilang unik. Seperti apa? Nama kegiatannya adalah 'Pembinaan Matematika' bagi santri yang tidak suka matematika.
Kegiatan yang baru dimulai Jumat (26/7) pagi kemarin tidak hanya untuk anak-anak pesantren saja namun anak-anak kampung sekitar pesantren seusia SD/MI dan SMP/MTs yang momok dengan mata pelajaran (mapel) berbasis hitung-menghitung itu boleh nimbrung di dalamnya.
Pembinaan matematika di pesantren yang diasuh KH Sutrimo Al-Mubarok tersebut dimulai pukul 07.00 – 09.00 WIB. Di hari pertama ada sekitar 20an peserta yang mengikuti kegiatan dan rencananya rutin digelar saben Jumat pagi.
Pendamping kegiatan, Nanang Aries mengatakan, dipilihnya nama pembinaan matematika bagi yang tidak suka matematika menurutnya bukan tanpa alasan. Sebab selama ini matematika oleh banyak murid tergolong mapel yang sulit. Sehingga dengan kegiatan pembinaan itu, Guru Matematika MTs NU Mathalibul Huda Mlonggo Jepara hendak mengubah mainset tersebut.
“Yang mulanya tidak suka menjadi cinta,” paparnya.
Di pertemuan pertama dirinya menilai puluhan santri yang ikut merasa senang, dan enjoy. “Matematika adalah pelajaran paling sulit namun dengan adanya pembinaan ini membuat mereka sangat senang, membantu, dan santai,” bebernya.
Ke depan melalui kegiatan pembinaan tersebut santri tidak takut lagi dengan matematika. Guru matematika yang kerap mengantarkan anak didiknya juara tingkat kabupaten hingga internasional itu menambahkan, kegiatan merupakan bagian pemerataan pendidikan untuk anak-anak yang kurang mampu dan yatim.
“Anak-anak yang kurang mampu dan yatim memiliki porsi yang sama untuk belajar sebagaimana siswa yang berkecukupan,” tandasnya.
Pengasuh Pesantren Nurus Salam, KH Sutrimo Al-Mubarok kepada NU Online, Sabtu (27/7) mengaku gembira dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan belajar matematika itu sangat membantu anak-anak utamanya kegiatan KBM di sekolah asalnya.
“Kami berharap melalui kegiatan pembinaan ini santri makin mahir matematika. Sehingga santri Nurus Salam tidak berat untuk menguasai ilmu agama dan umum,” harapnya. (Mustaqim/Muiz)