Pesantren Tegalrejo Wajibkan Santri Karantina Mandiri 14 Hari sebelum Kembali
Jumat, 5 Juni 2020 | 12:30 WIB
Magelang, NU Online
Di pengujung libur Ramadhan dan Syawwal 1441 H, sebagian pesantren di Indonesia sedang menyusun kebijakan dan mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan para santri ke pesantren.
Sebagian pesantren masih bimbang menentukan waktu dan mekanisme kedatangan. Namun, sebagian sudah membulatkan tekad menentukan jadwal dan menyusun protokol kesehatan untuk para santri.
Seperti Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah telah menentukan bahwa para santri mulai diperkenankan kembali ke pesantren pada 20 Juni 2020. Keputusan ini diambil setelah para pengasuh pesantren melakukan koordinasi dengan Rabithah Maahid Al Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) dan pemerintah daerah setempat.
"Keputusan ini diambil dengan mengingat pentingnya keberlangsungan kegiatan Ta'lim wat Ta'allum di pesantren," kata Pengasuh Pesantren Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), Jumat (5/6).
Kedatangan pada tanggal tersebut, jelas Gus Yusuf, hanya dikhususkan bagi santri yang berdomisili di Jawa Tengah. Ini pun akan bergelombang dimulai dari santri yang berdomisili di Magelang dan dilanjutkan kabupaten lainnya di Jawa Tengah.
Protokol kesehatan, lanjutnya, sudah disusun agar santri, keluarga pesantren, dan masyarakat sekitar tetap terjaga dan sehat. Protokol tersebut dilakukan dengan berbagai persiapan baik para santri maupun pihak pesantren.
"Para santri atau calon santri wajib melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari sebelum keberangkatan dibuktikan dengan surat keterangan dari RT atau aparat desa setempat," jelasnya.
Saat keberangkatan, santri juga harus dalam keadaan sehat dibuktikan dengan surat keterangan dari Puskesmas setempat. Sementara untuk keberangkatan santri tidak diperkenankan menggunakan kendaraan umum. "Harus dengan rombongan setiap daerah atau kendaraan pribadi serta tetap mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Pengecekan akan dilakukan setibanya santri di pesantren meliputi cek suhu tubuh, memakai masker, dan mencuci tangan. Santri juga diimbau membawa obat-obatan pribadi, vitamin C, dan suplemen yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Santri yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, paru-paru, gangguan pernafasan, gangguan imun, dan penyakit hati tidak diperbolehkan kembali ke pesantren hingga pandemi Covid-19 berakhir.
Persiapan pesantren
Sebelum kedatangan para santri, pesantren yang didirikan oleh Almaghfurlah KH Chudlori pada 1 Oktober 1944 ini juga telah melakukan persiapan di antaranya dengan penyemprotan desinfektan, menyediakan hand sanitizer, masker, obat-obatan, dan ruang isolasi jika diperlukan.
"Kedatangan santri akan dilakukan secara bertahap sesuai jadwal yang telah ditentukan," jelas Gus Yusuf.
Pesantren juga akan memberikan sosialisasi dan arahan tentang pentingnya hidup sehat, menjaga kebersihan dan kebiasaan baru santri di masa pandemi Covid-19 juga melakukan pemeriksaan rutin bagi ustadz dan santri selama di pesantren. Selama pandemi ini, pesantren juga tidak menerima tamu siapapun termasuk wali santri.
Memaksimalkan kebijakan ini, Pesantren Tegalrejo membentuk Gugus Tugas Pesantren untuk penanganan Covid-19 dengan menggandeng Puskesmas, Rumah Sakit syubbanul Watha, dan gugus tugas kabupaten.
"Kami akan terus memantau situasi dan jika terjadi sesuatu hal sehingga ada kebijakan baru, maka akan segera kami umumkan," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan