Prihatin Dampak Corona, PMII IAIN Jember dan Fatayat NU Bagi-bagi Sembako
Sabtu, 18 April 2020 | 19:00 WIB
Efek domino yang ditimbulkan oleh virus Corona, sungguh memprihatinkan. Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, tentu munculnya Corona merupakan pukulan sangat telak. Ekonomi yang selama ini sudah sulit, masih ditambah dengan hadirnya virus Corona yamg membawa penyakit, maka kehidupan terasa semakin sakit. Sebab kebijakan pemerintah untuk melawan Corona mau tidak mau mengakibatkan tersendatnya sirkulasi perekonomian masyarakat.
“Maka di situlah titik krusialnya. Sebab, ada persoalan baru yang timbul akibat Corona, yaitu berkurangnya jatah bahkan hilangnya pekerjaan masyarakat,” jelas Sekretaris Pengurus Komisariat IAIN Jember, Moh. Mu’alim kepada NU Online di sela-sela kegiatan sosial di Yayasan Panti Asuhan Cahaya Darul Ulum, Desa Talang, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (18/4).
Aksi sosial yang digelar oleh para aktivis PMII IAIN Jember itu berupa pembagian 40 paket sembako yang masing-masing berisi 5 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, mie instan, dan masker.
Pembagian sembako tersebut diprioritaskan kepada warga di sekitar kampus, yang benar-benar keadaan ekonomiannya di bawah rata-rata, seperti pemulung dan tukang becak yang masih memberanikan dirinya bekerja demi sesuap nasi.
Selain itu, sebagian sembako juga disebar kepada penghuni Yayasan Panti Asuhan Cahaya Darul Ulum, Desa Talang, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.
“Penerima sembako memang kita berikan kepada mereka yang betul-betul susah secara ekonomi,” tambah Mu’alim.
Sementara itu, di hari yang sama, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kalisat, Kabupaten Jember juga melakukan kegiatan sosial, berupa pembagian nasi kotak di sejumlah titik di kota Kecamatan Kalisat, dilanjutkan dengan pembagian sembako.
“Ini (aksi sosial) sebagai bentuk kepedulian kami terhadap masalah Corona,” ucap Ketua Fatayat NU Kalisat, Helmik Silvia.
Selain itu, PAC Fatayat NU Kalisat juga memberikan pencerahan terkait physical distancing untuk menghindari penularan virus Corona. Sebab, di desa hampir tidak ada physical distancing. Mereka biasanya hanya membutuhkan masker, namun susah untuk menjaga jarak dengan sesamanya.
“Kalau soal masker sudah banyak yang pakai, tapi untuk soal jaga jarak, hampir tak ada,” ulas Ning Helmik, sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga aktif memberikan pemahaman terkait upaya pencegahan Corona kepada masyarakat lewat Ranting Fatayat NU se-Kalisat melalui grup WA yang ada. Sebab masyarakat sejauh ini cukup ketakutan dengan adanya Corona meskipun di sisi lain tidak patuh terhadap aturan physical distancing.
“Kami berusaha memberikan pencerahan agar Corona tidak semakin meluas,” ungkapnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi