Pontianak, NU Online
Tahun ini Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) telah memasuki usia yang ke-60. Sejumlah kegiatan digelar dalam upaya mengingatkan momentum ini sekaligus merefleksikan perjalanan organisasi mahasiswa ekstra kampus tersebut.
Pengurus Cabang (PC) PMII Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) beserta Tim Satu Abad NU mempersembahkan hadiah istimewa dengan mengadakan peletakan batu pertama rumah pergerakan. Kegiatan diisi dengan pemotongan tumpeng, Jumat (17/4).
Pembukaan grounbreaking atau peletakan batu pertama rumah pergerakan tersebut dilaksankan tepat di atas tanah yang ingin dibangun yaitu di lahan yang letaknya di jalan Perdana Ujung Pontianak. Acara dihadiri sebagian kader PMII Cabang Pontianak Raya.
Dikarenakan sedang dalam suasana wabah Covid-19, para kader PMII dan tim satu abad NU tidak lupa mengenakan sarung tangan dan masker. Pada acara ini juga mereka tetap menjaga jarak antar sesama demi melaksanakan kampanye pysical distancing.
Gustiar selaku perwakilan Ikatan Alumni (Ika) PMII Kalbar mengatkan bahwa pembukaan groundbreaking merupakan momen bersejarah bagi kader PMII sekarang.
“Karena nanti rumah pergerakan yang akan dibangun menjadi salah satu saksi perjuangan PMII untuk dikenang di masa yang akan datang,” katanya.
Disampaikan, bahwa dirinya bergabung dengan PMII sudah puluhan tahun lalu karena masuk angkatan 96.
“Saya merasakan nikmatnya ber-PMII, nikmatnya bermasyarakat, serta selain NU kultural dan struktural terjaga, semangat pergerakan juga masih bertahan sampai sekarang,” tuturnya.
Dirinya meminta agar kader selalu memelihara semangat pergerakan di manapun kader berada. Dan selalu menggelorakan kepada generasi di bawah. Karena menurutnya semangat berproses di PMII nantinya akan terbawa ke dunia nyata.
“Ini tonggak sejarah untuk PMII Kalimantan Barat bahwa kita mempunyai tanah sendiri, membangun, dan berharap rumah pergerakan bermanfaat untuk adik-adik ke depan,” jelasnya.
Sedangkan Nasir Wahab selaku aktivis NU dan salah seorang perwakilan Ika PMII mengatakan sangat bersyukur karena hajat untuk mendirikan rumah pergerakan semakin nyata.
“Saya bersyukur kepada senior-senior dan para alumni karena sudah berkontribusi nyata dalam pembangunan rumah pergerakan ini,” tuturnya.
Ia memaparkan bahwa uang sebesar lima puluh ribu atau seratus ribu yang berasal dari sahabat-sahabat atau donatur yang menyumbang sangat bermakna. Menurutnya, berapa pun jumlahnya merupakan bentuk dari kontribusi nyata.
“Alhamdulillah sampai saat ini kita sudah memiliki uang sebesar Rp42 juta untuk pembangunan rumah pergerakan ini. Dan kita akan terus berikhtiar ke depan dengan membutuhkan kesabaran dan semangat semua kader,” terangnya.
Dirinya berharap tahun ini akan dimulai pembangunan pondasi, dan harapannya banyak donasi yang masuk. Sehingga rumah pergerakan yang diinginkan semua kalangan bisa segera dibangun dan dimanfaatkan.
Kontributor: Siti Maulida
Editor: Ibnu Nawawi