Denpasar, NU Online
Seleksi calon penerima beasiswa Institut Kiai Haji Abdul Chalim (IKHAC) kembali digelar oleh jajaran Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Bali di gedung Yayasan Miftahul Ulum, Kampung Jawa, Denpasar, Ahad (27/6). Seleksi tersebut diikuti oleh 33 calon mahasantri, dengan rincian 27 untuk S1, 3 S2, dan 3 untuk S3.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pendaftar beasiswa kali ini terbanyak. Menurut Ketua PW Pergunu Bali, H Makhfudh, banyaknya pendaftar beasiswa menunjukkan bahwa Pergunu Bali semakin dipercaya oleh masyarakat.
“Itu berarti masyarakat semakin percaya kepada Pergunu sehingga menjadi pilihan untuk mendapatkan beasiswa, apalagi di Bali Muslim merupakan warga minoritas,” ucapnya di sela-sela seleksi.
Menurut H Makhfudh, PW Pergunu Bali mendapat kuota beasiswa sebanyak 4 orang untuk S1, 2 orang S2, dan 1 orang S3. Sedangkan beasiswa mahasantri dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto adalah 7 orang. Ia berharap agar yang lulus seleksi bisa belajar lebih giat lagi agar nanti bisa beradaptasi dengan kehidupan kampus di IKHAC, Mojokerto.
“Yang namanya seleksi pasti ada yang lulus dan tidak. Kami berharap bagi yang tidak lulus bisa bersabar dan pasrah kepada Allah,” pintanya.
Dalam seleksi itu, terdapat 5 materi yang diujikan. Yaitu Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah, kepesantrenan, kebangsaan, baca tulis Al-Qur'an, dan membaca kitab kuning.
Di tempat yang sama, Koordinator Wilayah IV Pengurus Pusat Pergunu (meliputi Bali, NTB, dan NTT), H Lewa Karma Bala, memberikan apresiasi kepada PW Pergunu Bali yang giat berusaha mendapatkan beasiswa untuk anak-anak NU Bali. Ia berharap kepercayaan dari pihak IKHAC terus dijaga agar kerja sama itu berkesinambungan.
“Demikian juga kami berharap agar penerima beasiswa nanti, dapat menjaga diri dan marwah Pergunu Bali. Jangan sekali-kali melanggar peraturan di lingkungan IKHAC. Sebab jika tidak, beasiswa bisa dicabut,” ucapnya.
H Lewa juga berharap agar PW Pergunu Bali dan Pergunu di level bawah (kabupaten) selalu menjalin koordinasi, komunikasi, dan sinergi. Sebab jika komunikasi terus dibangun, maka Pergunu Bali akan semakin kuat, dan ujung-ujungnya bisa memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat.
“Dalam kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada, H. Nurianto, owner Thalita Group yang juga berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada satu mahasantri Tahfidzul Qur'an,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin