PWNU Jabar Dukung Rencana Pemprov Terkait Rapid Test Kiai Pesantren
Rabu, 8 April 2020 | 02:45 WIB
Pesantren berpotensi menjadi kluster baru penularan wabah tersebut mengingat kiai, santri, dan tamu kerap bersalaman. (Ilustrasi: NU Online/Abah)
“Saya menghargai ikhtiar pemerintah dalam hal ini sebagai bentuk upaya melakukan upaya atau ikhtiar pencegahan atau penghentian penyebaran virus Covid-19,” kata Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah kepada NU Online pada Selasa (7/4).
Situasi seperti sekarang ini, menurutnya, harus disikapi dengan saling menghargai antarelemen bangsa mengingat demi redanya persebaran virus yang menjadi pandemi ini. “Bukan saatnya untuk memperbesar perbedaan, tetapi saling menghargai seluruh elemen bangsa yang mempunyai keinginan yang sama yaitu berhentinya penyebaran virus Covid-19,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren As-Shiddiqiyah Karawang itu menyatakan bahwa menjaga diri agar tidak terkena virus lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, upaya ini perlu diperkuat dengan komitmen bersama seluruh masyarakat.
“Mungkin ini lebih tepat untuk menjadi komitmen kita bersama, karena dampaknya luar biasa pengaruhnya hampir ke semua lapisan masyarakat,” katanya.
Sejauh yang ia ketahui, tes ini bersifat kesukarelaan para kiai yang berkenan untuk melakukan pengetesan secara mandiri. “Yang saya tahu, tes ini dilakukan secara sukarela para ustadz atau kiai yang berkenan bisa mendaftarkan secara mandiri untuk dilakukan pengetesan di titik yang sudah ditetapkan di setiap kabupaten atau kota,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berencana untuk melaksanakan rapid test kepada 5.000 kiai. Pasalnya, menurutnya, pesantren berpotensi menjadi kluster baru penularan wabah tersebut mengingat kiai, santri, dan tamu kerap bersalaman sebagaimana dirilis kompas.com.
Gus Hasan, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa PWNU Jabar sendiri sudah sejak dua pekan lalu mendirikan Posko Covid-19 di Bandung sebagai langkah antisipatif dan bentuk partisipasi aktifnya dalam pencegahan penyebaran virus tersebut. Pendirian itu juga sekaligus pembentukan satgasnya yang dikolaborasikan bersama Pengurus Wilayah Perhimpunan Dokter NU (PWPDNU) Jawa Barat.
Menurutnya, Satgas tersebut sudah melaksanakan beberapa agenda, yaitu penyemprotan disinfektan pada beberapa masjid di bawah lingkungan NU, pembagian cairan pembersih, dan termasuk pembagian paket sembako ke masyarakat kecil yang dinilai paling merasakan dampak dari pandemi ini.
Di sisi lain, lanjutnya, PWNU Jawa Barat juga membuat anjuran-anjuran untuk melaksanakan kegiatan doa bersama di rumah masing-masing sebagai bentuk ikhtiar batin. “Karena kita mempunyai keyakinan yang kuat semua akan segera berakhir dengan kekuatan Maha Besar Allah Ta’ala,” pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF