Sambut Ramadhan, PW JQHNU Kalbar Gelar Mujahadah Kubra Khatmil Qur'an
Sabtu, 11 Maret 2023 | 10:30 WIB
PW JQHNU menggelar Mujahadah Kubra Khatmil Qur'an Bil Ghaib di Aula Gus Dur, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (11/3/2023). (Foto: Istimewa)
Jakarta, NU Online
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1444 Hijriyah, Pimpinan Wilayah Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PW JQHNU) menggelar Mujahadah Kubra Khatmil Qur'an Bil Ghaib di Aula Gus Dur, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (11/3/2023).
Katib Majelis Ilmi PW JQHNU Kalbar H Edy Kusnadi mengatakan, selain digelar di Aula Gus Dur sebagai majelis utama, juga terdapat 21 majelis di beberapa masjid yang tersebar di kota Pontianak.
“Adapun majelis utama di Aula Gus Dur yang beralamat di Jl Tabrani Ahmad GG Telni 11B Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat,” kata Edy kepada NU Online.
“Majelis utama ini yang akan dijadikan tempat acara utama nanti malam yang dihadiri oleh Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen Kejagung RI dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kalbar,” sambung pria asal Cirebon Jawa Barat ini.
Ia menambahkan, Balai Pertemuan NU di pal 3 (Kantor PWNU Kalbar) beberapa kali sebagai majelis utama Khatmil Qur'an setiap bulannya. “Kami akan bergilir untuk majelis utama Khatmil Qur'an,” sambungnya.
Cetak 5000 penghafal Qur’an
Sebelumnya, PW JQHNU Kalbar resmi dilantik. Dalam pelantikannya tersebut, Ketua PP JQHNU KH Saifullah Ma’shum optimis mampu membantu program Pemprov Kalbar dalam mencetak 5.000 generasi muda penghafal Al-Qur’an yang saat ini sebanyak 1.462 hafidz dan hafidzah telah diwisuda.
Sebagaimana dilansir TVRI Kalbar, Jumat (10/3/2023), Kiai Saifullah Ma’shum mengatakan terdapat tiga agenda besar yang dilaksanakan di aula Kantor Kejaksaan Tinggi Kalbar, yakni peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad saw 1444 H, peringatan 1 Abad NU, dan pelantikan PW JQHNU Kalbar masa bakti 2002-2027.
Kiai Saifullah menegaskan komitmen dan semangat JQHNU Kalbar untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan Al-Qur’an. Ia sangat khawatir apabila pendidikan agama dan dakwah tidak tersentuh ke masyarakat dengan cara dan pemahaman yang benar sesuai kultur budaya sekitar. Karena itu dapat disalahgunakan oleh kelompok-kelompok radikal.
“Bangsa ini butuh ulama dan para guru Al-Qur’an yang ikhlas yang ikut mendedikasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya untuk ikut membina masyarakat,” kata Kiai Saifullah.
Faktanya sekarang, lanjut dia, luar biasa mengkhawatirkan jika tidak disentuh oleh dakwah dan pendidikan Al-Qur’an yang benar, dengan cara pemahaman dan metode yang benar, serta dengan pendekatan sesuai kultur masyarakat dan kearifan lokal.
“Sebab, jika NU dan JQHNU tidak segera bergerak, maka dakwah dan isu-isu atau tema Al-Quran akan diambil alih dan didominasi oleh kelompok-kelompok lain yang mengklaim sebagai ahli Qur’an,” pungkasnya.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor:Muhammad Faizin