Daerah

Santri Al-Azhar Kota Banjar Gelar Shalat Ghaib untuk Ibunda Presiden Jokowi

Kamis, 26 Maret 2020 | 15:00 WIB

Santri Al-Azhar Kota Banjar Gelar Shalat Ghaib untuk Ibunda Presiden Jokowi

Foto: Ilustrasi (istimewa)

Kota Banjar, NU Online
Ratusan santri Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat lakukan shalat ghaib untuk ibunda Presiden Joko Widodo, Hj Sujiatmi Notomiharjo Kamis, (26/3) bakda maghrib di masjid pesantren.
 
Shalat ghaib ini dipimpin pengasuh pesantren KH Mu'in Abdurrohim. Sebelum melaksanakan shalat ghaib, Abah Mu'in berdoa semoga ibunda Presiden Jokowi husnul khotimah. 
 
"Malam ini kita lakukan shalat ghaib khusus untuk ibunda Presiden Jokowi, Semoga beliau husnul khotimah, diampuni seluruh dosanya dan diterima di sisi Allah SWT," katanya di hadapan jamaah santri dan tokoh masyarakat.
  
Setelah itu abah Mu'in menuntun niat shalat ghaib kepada para jamaah masjid agar menuruti niatnya imam. "Begini niat shalat ghaib ushalli ala man shalla 'alaihil imam," ungkapnya.
 
Sebelumnya diberitakan, ibunda Presiden Joko Widodo Hj Sujiatmi Notomiharjo mengembuskan napas terakhir di RS DKT Solo, Jl Slamet Riyadi Nomor 32, Purwosari, Laweyan, dalam usia 77 tahun. Jenazah dimakamkan di Pemakaman Keluarga Mundu, Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar, Kamis (26/3) siang.
 
Ungkapan duka cita dari berbagai kalangan terus mengalir baik melalui kiriman bunga, ucapan lewat media sosial, youtube, dan lain-lain. Presiden Jokowi sendiri menyampaikan imbauan kepada semua pihak termasuk kepada para menteri-menterinya tidak perlu datang bertakziyah ke rumah duka di Solo, Jawa Tengah.
 
Sebelum melaksanakan shalat ghaib, Kiai Mu'in memberikan taushiyah kepada ratusan santri bahwa santri harus tetap waspada terhadap wabah yang sedang marak saat ini yaitu virus corona. Namun, menurutnya jangan sampai kewaspadaan kita terhadap virus tersebut berubah menjadi kepanikan.
 
"Semua ini adalah datang dari Allah SWT, supaya kita selalu mengingatnya dan menjadi manusia yang baik," katanya pada acara yasinan rutinan di masjid pesantren setempat.
 
Menurut Kiai Mu'in, orang yang baik adalah orang yang selalu mengerti keadaan dan tidak membunuh satu sama lain. Walaa taqtuluu anfusakum katanya mengutip dalam penggalan QS An-Nisa:29.
 
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Banjar itu juga mengimbau kepada seluruh santri untuk tetap berada di pesantren, tidak bepergian ke mana-mana dan melarang santrinya dibesuk orangtuanya.
 
Hal demikian dilakukan dalam upaya pencegahan tersebarnya virus corona yang sedang marak saat ini. "Santri tetap di pesantren dan tetap terus bermujahadah, semoga Allah SWT cepat mengangkat wabah ini," ungkapnya diiringi ucapan amin para jamaah masjid.
 
Kepada NU Online Kiai Mu'in menjelaskan, untuk saat ini kegiatan di pesantren masih berjalan seperti biasanya, kecuali sekolah formal yang dilakukan secara virtual atau physical distancing. 
 
"Kegiatan mengaji kini lebih sering digunakan untuk bermujahadah, istighotsah, dan membaca wirid agar terhindar dari segala macam bahaya," pungkasnya. 
 
Kontributor: Siti Aisyah
Editor: Abdul Muiz