Semarang, NU Online
Bertempat di Pesantren Al-Uswah Gunungpati, Semarang Jawa Tengah, puluhan Pengurus Pesantren se-Kota Semarang berkumpul pertama kali, Kamis (4/10). Gerakan kultural ini diinisiasi anak-anak muda kota Semarang yang masih nyantri di pesantren sekaligus memanfaatkan momentum Hari Santri Nasional 2018 agar sukses khususnya di Kota Semarang.
Pengasuh Pesantren Al-Uswah KH Thoyyib Farchani menegaskan bahwa jalinan silaturahim antar pesantren ini penting untuk menjaga ukhuwah islamiyah agar terjalin komunikasi dan menjadikan pesantren lebih baik. Minimal apabila ada isu bersama dapat segera kita respon.
"Pertemuan seperti ini bagian kita (pesantren) untuk mengetahui informasi-informasi terkait berbagai isu yang beredar di masyarakat," ujar Kiai Thoyyib.
Inisiator kopdar Fika Al-Muzabbib dari Pesantren Durrotu Aswaja menyatakan, pengurus pesantren yang berkumpul di Al-Uswah merupakan generasi milenial. Ini bisa tunjukkan dengan hanya dengan WhatsApp Group (WAG) kopdar perdana ini terselenggara dengan baik dan lancar.
Tak ada undangan resmi berupa surat (kertas) untuk mengumpulkan santri hanya dengan undangan di grup dan melalui pesan-pesan pribadi saja.
"Untuk lokasi (Al-Uswah) kami selaku admin sowan kepada Abah Thoyyib selaku pengasuh untuk memohon doa restu," papar Fahmi, inisiator kopdar dari pesantren Al-Asror, Gunungpati.
Perwakilan dari Pesantren Raudlatul Qur'an An-Nasimiyyah, Ahmad Mundzir bangga dan apresiatif terhadap kegiatan seperti ini. Tak banyak santri-santri muda sekarang yang mau berkumpul untuk menginisiasi pergerakan pesantren untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak lain.
"Banyak manfaat dengan mengikuti kegiatan seperti ini. Kami dari pesantren An-Nasimiyyah siap menjadi shahibul bait untuk acara seperti ini ke depannya," pungkasnya. (Mukhamad Zulfa/Muiz)