Takmir di Jombang Berkomitmen Tak Datangkan Dai Anti-Pancasila
Senin, 11 November 2019 | 07:30 WIB
Hal ini juga dilakukan untuk memberikan pelayanan yang baik dan menyenangkan kepada para jamaahnya. Komitmen dengan wujud deklarasi anti radikalisme itu berlangsung di Masjid Al-Wahid Perumahan Metro Jombang, Ahad (10/11). Puluhan muharrik masjid di bawah koordinasi LTMNU mengikuti deklarasi ini.
"Takmir dan muharrik masjid berkomitmen untuk menghadirkan penceramah yang tidak membahas masalah khilafiyah dan materi yang justru merongrong NKRI yang akan mencederai persatuan dan kesatuan bangsa. Dai-dai anti-Pancasila dan sejenisnya, kami tidak akan mengundangnya," jelas Ketua LTMNU Jombang, Moh. Makmun.
Di samping itu, sejumlah takmir juga berkomitmen untuk membersihkan isi ceramah juga khutbah yang memuat propaganda, ujaran kebencian, dan adu domba. Hal ini dinilai sangat merusak hakikat pengajian dan khutbah yang sebenarnya. Para jamaah masjid tentu tidak nyaman dengan pengajian yang mengandung unsur-unsur adu domba dan hal serupa.
"Kami takmir dan muharrik masjid berkomitmen melarang isi khutbah dan pengajian yang berisi ujaran kebencian, adu domba dan politisasi masjid," jelasnya.
Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang ini menegaskan, bahwa masjid adalah tempat yang suci dan sakral. Untuk itu harus bersih dari segala kalimat kotor yang justru mengurangi bahkan menghapus kesucian masjid itu sendiri.
Demikian itu juga akan menghalangi upaya takmir dalam memakmurkan masjidnya yang semestinya harus terus ditingkatkan untuk kenyamanan para jamaah.
"Dan takmir serta muharrik masjid senantiasa sekuat tenaga akan terus memakmurkan masjid," ujar dosen Pascasarjana Unipdu Jombang ini.
Hal serupa dikatakan Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, H Didin Ahmad Shalahudin sebagai asistensi LTMNU. Menurutnya, rumah ibadah harus bisa memberikan rasa nyaman kepada jamaahnya supaya betah tatkala beribadah.
"Ini adalah upaya untuk mendorong masjid agar mampu menjadi rumah ibadah yang menyenangkan bagi jamaah," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Gus Didin ini menjelaskan, ada banyak hal yang bisa merusak kenyamanan tempat ibadah. Selain perkataan kotor, fitnah, adu domba, dan ujaran kebencian, termasuk juga radikalisme yang seringkali menyusup pada acara-acara yang diselenggarakan masjid. Semua itu hendaknya menjadi perhatian takmir khususnya.
"Untuk itu takmir dan muharrik masjid di sini berkomitmen untuk menjaga masjid dari segala macam bentuk radikalisme, menjaga ukhuwah antar umat beragama, persatuan dan kesatuan bangsa, serta komitmen untuk setia dan menjaga NKRI," pungkasnya.
Pewarta: Syamsul Arifin