Teknologi, Inovasi, dan Pembangunan Jadi Kajian Majelis Shalawat KMNU ITB
Senin, 19 Februari 2024 | 19:00 WIB
Bandung, NU Online
Memperingati Isra Mi'raj 1445 H, Keluarga Mahasiswa NU ITB bekerjasama dengan YPM Salman ITB menyelenggarakan Majelis Dzikir dan Shalawat dengan tema Refleksi Diri terhadap Pemanfaatan Sains dan Teknologi di Era Disrupsi. Kegiatan berlangsung di Masjid Salman ITB, Ahad (18/2/2024). Kegiatan tersebut dihadiri oleh civitas keluarga mahasiswa NU dari ITB, UPI, UNPAD dan IPN-IPPNU Jawa Barat.
Suhirman, Pembina KMNU ITB menyampaikan bahwa kegiatan Majelis Dzikir dan Shalawat ini rutin dilaksanakan setiap bulan di Kampus ITB. Namun, ia berujar bahwa pertama kali secara resmi dapat bekerjasama dengan YPM Salman ITB setelah 11 Tahun KMNU ITB aktif diinisiasi.
"Alhamdulillah, saya selaku perwakilan Pengurus YPM Salman sekaligus Pembina KMNU ITB mengapresiasi kinerja Adik adik Pengurus Baru KMNU ITB 2024-2025. Wabil khusus Pembinaan oleh Alumni-Alumni KMNU ITB di Asrama Ganesha Cendekia Bandung. Ini proses kaderisasi berjenjang dari asrama," jelas Suhirman yang sekaligus Pembina Asrama Ganesha Cendekia.
Senada, Muhammad Zimamul Adli perwakilan PBNU yang hadir membersamai mengutarakan tradisi Majelis Shalawat harus mampu membentuk karakter, mindset dan mental sehingga harapannya mendapatkan keberkahan ilmu.
Ia juga menjelaskan kepada peserta tentang pentingnya berjejaring dengan para senior dan pengurus NU di cabang, wilayah atau pusat. Menurutnya, kepengurusan KMNU ITB 2024-2025 memiliki potensi yang lebih baik, lebih muda dan lebih gesit.
Sementara itu, Narasumber tamu dari LPNU Jawa Barat yang hadir yakni Purnomo Bramantyo menyampaikan bahwa kegiatan majelis dengan tema-tema teknologi, inovasi dan kajian pembangunan yang mendalam perlu diikhtiarkan oleh KMNU ITB sebagai pemantik.
"Saya bangga, bisa diundang di ITB dan hadir di Masjid Salman. Saya punya banyak masalah di lapangan, khususnya sektor konstruksi dan perminyakan. Besar harapan bisa menemukan solusi disini," jelas Purnomo.
Menanggapi Purnomo Bramantyo, H Achmad Nashir Budiman, tokoh senior NU dan sekaligus Pendiri Halal Center Salman ITB menyampaikan bahwa KMNU ITB memiliki banyak talenta yang berpotensi menjadi pengusaha atau talenta ahli untuk menciptakan peluang bisnis baru.
"Alhamdulillah, ada kader kami yang tahu tentang aktivasi sumur tua jika ingin fokus di sana. Ada pula, kader kami yang meneliti tentang serangga, limbah cair industri, nanoteknologi, arsitektur, dan bahkan yang terbaru soal Artificial Intellegence," jelas Nashir.
Menurutnya, ia dan KMNU ITB berpandangan untuk menyelesaikan persoalan ketahanan ekonomi, dibutuhkan model baru terkait Integrasi Pertanian Berkelanjutan sebagai konsep ekonomi tandingan dari food estate dan bahkan makan siang gratis.
"Kami punya metodologi tandingan, dari program makan siang gratis dan food estate itu. Kami optimalkan peran zakat untuk kepentingan ketahanan produktif dengan masjid, sebagai center of innovation-nya," ucap Nashir
Kader dari asrama Ganesha Cendekia, M Iqbal Musthofa menyampaikan bahwa catatan-catatan notulensi dari pemateri Majelis Dzikir dan Shalawat akan dirangkum dalam bungai rampai inovasi, yang memuat ide-ide inovasi dari para santri NU di ITB dan kampus kampus lain. Ia juga mengajak kampus lain untuk berpartisipasi mengisi sebagai pemateri secara hybrid.
"Alhamdulillah, ada juga yang request via rekan jejaring alumni KMNU ITB untuk kegiatan majelis ini mengundang teknokrat santri dari kampus lain. Alhamdulillah, mohon doa," tutup Iqbal.