Pringsewu, NU Online
Dunia dicari akan lari. Dunia dibuang akan datang. Demikianlah pesan ulama sekaligus pejuang kemerdekaan dari Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, KH Ghalib. Pesan ini disampaikan Hj Faridah Ariani, perwakilan keluarga besar KH Ghalib saat mengisahkan perjuangan sosok pejuang yang wafat tahun 1949 ini, Senin (21/10) malam.
Pesan ini memiliki makna agar dalam menjalani hidup di dunia, seseorang harus memperbanyak sedekah sekaligus menyadarkan diri bahwa Allah sudah mengatur rezeki seseorang. Tidak perlu khawatir jika banyak bersedekah akan mengakibatkan miskin. Justru sebaliknya dengan memberi, maka seseorang akan menerima.
"Santri itu harus kaya dengan banyak sedekah. Dan Ini sudah dicontohkan oleh KH Ghalib," kata Farida yang menjelaskan bahwa KH Ghalib merupakan sosok yang bisa memiliki harta lebih dengan sifat kedermawanannya pada saat itu.
KH Ghalib, lanjutnya menjadi sosok inspiratif bagi generasi saat ini dalam beribadah dan berjuang. Dengan hartanya, ia mendirikan pesantren yang pada waktu itu semua biaya hidup santrinya ditanggung oleh pejuang kelahiran Mojosantren, Krian Jawa Timur pada 1899 ini.
Kisah perjuangan ini dipaparkannya di depan para jamaah pada kegiatan Pembacaan Shalawat Nariyah sekaligus Ziarah di Makam KH Ghalib dalam rangka Hari Santri 2019. Kegiatan ziarah tersebut menjadi salah satu bagian dari rangkaian Hari Santri 2019 Kabupaten Pringsewu yang puncaknya akan digelar esok harinya dalam bentuk Upacara dan Kirab.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, KH Taufik Qurrohim mengatakan bahwa penting bagi generasi penerus untuk meneladani para ulama dan pejuang dalam mengisi kemerdekaan. Nikmatnya kemerdekaan yang dirasakan harus disyukuri dengan mempertahankan sekaligus mewarnainya dengan hal-hal positif.
"Ziarah ke makam para ulama dan pejuang menjadi bagian penting dalam rangka men-charge (menambah daya) dalam meneruskan perjuangan. Hari Santri menjadi momen tepat untuk itu," katanya saat memberi sambutan pada acara tersebut.
Ia juga mengajak kepada warga NU khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk terus mempertahankan amaliah-amaliah yang telah diwariskan oleh para ulama. Hal ini penting untuk menghindari diri dari pemahaman agama yang tidak tersambung sanad silsilahnya sampai dengan Rasulullah SAW.
Hadir pada acara tersebut Ketua MUI Kabupaten Pringsewu, KH Hambali, pejabat di lingkungan Pemda Pringsewu, para pengurus NU, dan pengasuh serta santri pondok pesantren di Kecamatan Pringsewu.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin