
Tim NU Peduli tengah membantu mengevakuasi warga terdampak banjir pada Selasa (4/3/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Sekretaris Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) Halik Rumkel menyampaikan bahwa pemantauan Tim NU Peduli langsung mengunjungi lokasi banjir di daerah Bekasi.
“Tim NU Peduli saat ini sudah di lokasi membantu evakuasi, tepatnya di daerah Jatiasih, dari semalam langsung berkoordinasi dengan lembaga beberapa banom yang tergabung di NU Peduli. Yang sementara di lapangan LPBI dan Banser,” ujar Halik saat dihubungi NU Online pada Selasa (4/3/2025).
Ia menyampaikan bahwa pemantauan LPBI PBNU bahwa hujan terjadi dengan intensitas tinggi di Bekasi pada Senin (3/3/2025) malam yang mengakibatkan banjir di tujuh Kecamatan Bekasi yaitu Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, Rawalumbu.
“Para warga sempat ada yang mengungsi. Akibat kejadian tersebut berdampak juga terhadap fasilitas umum, seperti lumpuhnya jalan raya,” katanya.
Halik menyampaikan bahwa 155 rumah terendam akibat dari banjir di wilayah Bekasi. “Kondisi saat ini, pada hari Selasa tanggal 4 Maret masih terendam banjir,” katanya.
Ia mengatakan bahwa korban bencana banjir di Bekasi sebanyak 234 anggota keluarga dan 1.480 jiwa korban.
“Informasi-informasi itu dari BNPB (Badan Nasional Penangulangan Bencana), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Bekasi, dan Tim NU Peduli,” ujar Halik.
Halik menyampaikan bahwa saat ini kebutuhan yang mendesak untuk korban banjir di Bekasi antara lain sembako, tenda, makanan siap saji, air mineral, peralatan mandi, obat-obatan, dan keperluan balita seperti pembalut dan susu.
Sementara itu, Walikota Bekasi Tri Adhianto mengungkapkan banjir di kota Bekasi kali ini menjadi yang terburuk jika dibandingkan dengan kondisi banjir tahun 2016 dan 2020. Adapun, penyebab banjir diakibatkan oleh kenaikan permukaan air di Kali Bekasi yang mencapai 8 meter.
“Sejak semalam sudah mulai terlihat ketinggian air di Kota Bekasi, yang parah itu di sekitar Sungai Kali Bekasi yang merupakan pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi,” ujar Tri dalam rapat pagi ini dengan Menko PMK dan BNPB serta Basarnas dan BMKG, Selasa (4/3/2025).