Warga Terdampak Gempa Bawean Masih Trauma dan Bantuan Sangat Minim
Ahad, 31 Maret 2024 | 07:30 WIB
Warga terdampak gempa Bawean hingga kini masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. (Foto: dok. Gusdurian Peduli)
Gresik, NU Online
Sejumlah warga terdampak gempa Bawean yang mengungsi di tenda-tenda darurat sejak Jumat (22/3/2024) lalu mengaku masih trauma dengan bencana yang dialaminya. Mereka juga mengaku bahwa bantuan, khususnya sembako, masih sangat minim.
Hal itu berdasarkan hasil asesmen relawan Gusdurian Peduli di dua lokasi pengungsian, pada Jumat (29/3/2024), yakni Dusun Dedawang, Desa Jati Dawang, Kecamatan Tambak; dan Dusun Rabe, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura.
Relawan Gusdurian Peduli Kristian Wibowo menyampaikan hasil asesmen di Dusun Dedawang dan Dusun Rabe. Ia mengatakan, warga terdampak gempa Bawean mengeluhkan minimnya bantuan sembako yang mereka terima.
"Tidak hanya minimnya bantuan sembako, warga terdampak di dua wilayah itu mengaku kekurangan terpal untuk dinding tenda. Akibatnya, bila terjadi hujan, air menggenangi alas tenda," tutur Kristian melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, Ahad (31/3/2024).
Kristian menyebut bantuan selimut, dan obat nyamuk juga masih kurang. Sebab warga terdampak gempa Bawean kini mulai terjangkit berbagai penyakit.
”Saat ini, penyakit seperti demam, flu, dan batuk pilek juga mulai menyerang mereka,” kata Kristian.
Setiap hari, lanjut Kristian, sebagian besar warga terdampak gempa Bawean di Dusun Dedawang dan Dusun Rabe tidak ada di tenda pengungsian. Mereka beraktivitas seperti biasa, tetapi ada juga yang menjaga rumahnya.
Sementara malam harinya, mereka tidur di tenda-tenda pengungsian. Kristian mengatakan, mereka enggan tidur di rumahnya karena masih trauma dengan peristiwa gempa kemarin.
”Apalagi, beberapa hari kemarin kan terjadi gempa susulan. Jadi, mereka masih trauma untuk tidur di rumahnya, terutama yang rumahnya rusak ringan, mereka memilih di tenda pengungsian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kristian mengungkapkan bahwa warga terdampak gempa Bawean di pengungsian menggunakan air sumber untuk kebutuhan untuk mandi, minum, dan lain sebagainya. Selama ini, mereka tidak mengalami hambatan.
”Tapi.setelah gempa kemarin, kebanyakan dari mereka masih trauma untuk mandi atau buang air besar (BAB) di rumahnya. Jadi, sebagian ada yang mandi dan BAB di sungai,” ujarnya.
Baca Juga
Doa ketika Terjadi Gempa Bumi
Sementara itu, Gusdurian Peduli masih terus mendampingi para penyintas gempa Bawean serta menyalurkan bantuan untuk kebutuhan mereka.
Terbaru, pada Sabtu (30/3/2024), Gusdurian Peduli menyalurkan bantuan dari Buddhist Education Centre, Longevitology Surabaya, Metta School Surabaya, dan Yayasan Bhakti Persatuan, kepada warga terdampak gempa Bawean.
Ketua Umum Gusdurian Peduli, A'ak Abdullah Al-Kudus mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggandeng relawan lokal untuk upaya mempercepat pendistribusian bantuan kepada ribuan warga terdampak gempa Bawean.
Gus A'ak menjelaskan, upaya tersebut dilakukan karena untuk mendistribusikan bantuan ke lokasi terdampak, khususnya di Pulau Bawean, tidaklah mudah.
"Sebagai pulau kecil, memiliki kesulitan untuk menyalurkan bantuan ke Pulau Bawean. Sebab, jalur yang menantang membuat kendaraan yang mengangkut bantuan tidak bisa bergerak dengan cepat," ucapnya.
Untuk itu, sebagai respons cepat membantu warga terdampak gempa Bawean, Gus A'ak mengatakan bahwa Gusdurian Peduli bekerja sama dengan relawan lokal dan lembaga-lembaga terkait untuk sesegera mungkin mendistribusikan bantuan.
Beberapa lembaga yang terlibat dalam respons gempa Bawean antara lain PCNU Bawean, LAZISNU, Banser, Ansor Bawean, Gusdurian Gresik, Gusdurian Tuban, Karina Keuskupan Surabaya, dan PSMB UPN Veteran Yogyakarta.
"Relawan lokal berperan besar membantu distribusi bantuan kepada warga terdampak. Insyaallah, Gusdurian Peduli bisa melakukan respon lebih cepat dan efektif,” kata Gus A'ak.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Jawa Timur, gempa bumi yang berpusat di lepas pantai Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada 22 Maret 2024 itu telah menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Data terbaru per Rabu (26/3/2024) pukul 18.00 WIB, menyatakan bahwa total pengungsi ada sebanyak 34.101 jiwa mengungsi, dan 8 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Gempa Bawean juga merusak 5.182 unit rumah warga, 97 unit fasilitas pendidikan, 5 unit fasilitas kesehatan, 188 unit rumah ibadah, 3 unit sepeda motor, 21 unit gedung perkantoran, dan 1 kandang ternak.
Melihat dampak gempa Bawean yang besar tersebut, Inayah Wahid, Brand Ambassador Gusdurian Peduli pun mengajak masyarakat Indonesia untuk bahu-membahu membantu ribuan warga terdampak.
”Mengingat dampak yang begitu besar, gempa Pulau Bawean perlu mendapat penanganan serius. Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus bahu-membahu sebab ini membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,” ujarnya.
Saat ini, Gusdurian Peduli bekerja sama dengan relawan lokal di Pulau Bawean masih terus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa Bawean agar kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
Untuk turut serta membantu warga terdampak gempa Bawean, masyarakat dapat menyalurkan bantuannya lewat Gusdurian Peduli melalui rekening BCA 8610603999 a/n Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli.
Untuk mempermudah pendataan, setiap bantuan yang disalurkan ke rekening Gusdurian Peduli diharapkan untuk menambah kode 22 di akhir nominal. Misalnya, Rp500.022,00.
Selain itu, Gusdurian Peduli juga membuka galang dana lewat platform Kitabisa. Masyarakat yang ingin berdonasi dapat mengunjungi link galang dana untuk gempa Bawean di kitabisa.com/gdpedulibawean.
NU Online Super App bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU PBNU mengharap uluran tangan Anda semua untuk berdonasi bagi korban bencana di Indonesia, termasuk gempa di Tuban dan Bawean. Caranya mudah, buka aplikasi NU Online Super App, lalu klik banner "Yuk, Bantu Korban Bencana".