November 1959, Terbentuknya Keluarga Mahasiswa NU di Mesir
Ahad, 30 November 2025 | 18:26 WIB
Mahasiswa Indonesia di Kairo berfoto bersama pada saat kunjungan Ketum PBNU KH Idham Chalid tahun 1960-an (Dok. Koleksi Foto Hj Aminatun)
Koran Duta Masjarakat edisi Rabu tanggal 18 November 1959, memuat sebuah berita terbentuknya organisasi Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Kairo yang saat itu masih menjadi ibu kota Negara Republik Persatuan Arab (RPA).
Informasi dalam artikel berita terbentuknya KMNU di Kairo adalah sebagai berikut:
".. atas initiatief beberapa pemuda dari kalangan warga Nahdlatul Ulama di sana (Cairo, pen), maka dewasa ini, di Negara Republik Persatuan Arab di Cairo telah terbentuk organisasi Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama di Republik Persatuan Arab atau disingkat dengan KMNU,"
Republik Persatuan Arab (RPA) adalah nama yang digunakan oleh Mesir dan Suriah yang bersatu dari tahun 1958 hingga 1961. Setelah Suriah memisahkan diri pada tahun 1961, Mesir tetap menggunakan nama RPA hingga tahun 1971.
Para pelajar dari Indonesia, sejak tahun 1960-an banyak yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di RPA. Mereka tersebar di beberapa lembaga pendidikan, di antaranya Universitas Al-Azhar, Ain Syams, Tsanawiyah, Universitas Kairo, dan adapula yang bersekolah di Madrasah Ma'had Addirasah Al-Islamiyah.
Dalam buku Fragmen Seperempat Abad PMII (DSC PMII Solo, 1985) disebutkan pada tahun 1963, sejumlah kalangan muda NU dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendapatkan beasiswa dari Universitas Cairo dan Universitas Al-Ahzar Mesir. Pada bulan November dan Desember 1963 telah berangkat beberapa anggota PMII di antaranya: Moh. Sanusi B (dari Makasar), Harun Zaini (Malang), Arief Al Mahfudz (Yogyakarta), Abdul Gafar Umar (Ciputat), Tubagus Abas Makmun (Bandung), Muhamad Asim (Ciputat) dan Ma'mun Muhammad (Surakarta).
Nama lain yang cukup populer, yang ikut mendapatkan kesempatan beasiswa belajar di Universitas Al Azhar, yakni Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Dalam buku Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid (Greg Barton, Equinox Publishing, 2006) disebutkan Gus Dur berangkat ke Mesir pada tahun 1964. Pada saat itu, RPA yang dipimpin oleh Presiden Gamal Abdul Nasir disebut tengah menikmati zaman keemasan.
"Mecca may be the city pilgrimage, but Cairo, one of the great cities in the Arab world, was in the 1960s the city of learning for Indonesian Muslims... Cairo under Nasser in the mid 1960-s was enjoying something of a golden age. For all its pollution and bustle, it was still a scenic city with a feel and mood quite unlike any Indonesian city," (Barton, 2006, p.83-84)
Alhasil, pada masa tersebut, Universitas Al-Azhar dan sejumlah kampus lainnya di RPA menjadi destinasi favorit bagi sejumlah pelajar Muslim dari Indonesia.
Anggota Awal KMNU
Pada saat terbentuk awal, KMNU di Kairo ini telah memiliki 27 anggota. Sayangnya, dalam artikel Duta Masjarakat tersebut, tidak disertakan susunan kepengurusannya. Adapun nama-nama anggota pertama KMNU di RPA yakni M Nadjib Wahab, Achmad Djumhur, A. Mahson Malibary, Thabrani Ali, Ahmad Makki, M Siddiq Fawzi, Hamdan Abdul Djalil, Machfudz Basjir, Hasjim el Habsji, Hamdan Nawawi, Musa Fatchullah, Chafsah, Buchari Saleh, A Chumaidi Dachlan, Rahmat Sa'dani, Arif Mustaqiem, N Nadjamuddin Qadri, H Ibrahim Abdurrahman, Sja'roni Mardani, Moh Mukri Ghowit, Ahmad Sanusi, Soleh Djailani, H Musa Ansori, Hamdan Chalid, Ma'ud Zakaria, A Harun Thaib, dan Adzim Abdul.
Di antara nama-nama pengurus atau anggota pertama KMNU di Kairo (RPA) tersebut yakni M Nadjib Wahab, yang merupakan putra dari salah satu pendiri NU, KH Abdul Wahab Chasbullah. Dalam laman Bahrul Ulum disebutkan dikirim ke Al-Azhar Cairo Mesir pada tahun 1956.
Ketika belajar di Mesir, Kiai Nadjib juga selalu aktif di organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Pemuda Pelajar Indonesia di Kairo. Pada tahun 1958-1961, ia dipercaya menjadi Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Indonesia di Kairo (Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota MPR Hasil Pemilu Tahun 1977, LPU, 1978:921)
Setelah menuntaskan masa belajar di Al-Azhar Mesir selama 5 tahun, Kiai Nadjib kembali ke Indonesia tepatnya tahun 1961 dan berhasil menjadi mahasiswa dengan predikat lulus sempurna serta mendapat gelar LML.
Hingga kini, organisasi KMNU ini masih eksis, dengan berganti nama menjadi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir. (Lihat Warta NU Online, NU Mesir dari KMNU Jadi PCINU, 2006) menerangkan perubahan KMNU menjadi PCINU Mesir ini diresmikan pada tanggal 20 Januari 2000 oleh KH A. Mustofa Bisri, yang dipimpin oleh Rais KH Sayuti Anshori Nasution dan Ketua KH Mustafid Dahlan.
Ajie Najmuddin, pemerhati sejarah NU