"Yang pertama, mengaku bahwa dirinya baru kenal dengan NU. Pingin banget jadi pengurus NU. Ia pingin berkhidmah, ngabdi sama kiai NU," kata Pak Slamet.
"Itu NU naturalisasi," sahut Pak Mudin, teman setia Pak Slamet Ngopi di terasnya.
"Yang kedua, mangaku bahwa dia dulunya tidak suka sama NU. Sering posting dan nge-share berita yang menyudutkan NU. Tapi sudah insaf, karena ia mengaku terpapar hoaks. NU ternyata jamiyyah yang penuh keberkahan," lanjut Pak Slamet.
"Itu NU rehabilitasi," sahut Pak Mudin sembari nglirik HP nya yang berbunyi tiap menit, saking banyaknya grup WA.
"Yang ketiga, mengaku bahwa kakek buyutnya dulu orang NU. Dia juga selalu yasinan dan wiridan. Tapi baru-baru saja tahu NU karena diajak tetangganya rapat pembentukan Ranting NU," katanya.
"Itu NU reboisasi," sahut Pak Mudin.
Pak Slamet pun heran, ada saja Pak Mudin membuat istilah.
"Masih ada sasi-sasi lainnya nggak, Pak?" tanyanya.
"Ada. Orang NU yang gampang terbawa kelompok sana-sini. Tidak teguh pendirian. Kadang ijo, kadang putih, kadang hitam ," kata Pak Mudin.
"Itu NU apa, Pak?" tanya Pak Slamet penasaran.
"Itu NU imitasi," jawabnya.
Pak Slamet: "?????"
Muhammad Faizin