Antusiasme Pemilu 2024 di Maroko, Coblos dengan Metode Kotak Suara Keliling dan Langsung TPS
Rabu, 14 Februari 2024 | 09:00 WIB
WNI di Maroko saat melakukan pemungutan suara Pemilu 2024 di Rabat, Maroko. (Foto: PCINU Maroko/M Arief Arafat).
Jakarta, NU Online
Ratusan warga negara Indonesia (WNI) di Maroko dan Mauritania telah mengikuti proses pemilihan umum di tempat pemungutan suara (TPS) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rabat pada Ahad (11/2/2024) waktu setempat.
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko Muhammad Arief Arafat mengatakan bahwa proses pemilu kali ini berlangsung lancar. Ia yang tinggal di Mohammedia yang berjarak sekitar 45 menit perjalanan darat ke KBRI Rabat, memilih langsung untuk melakukan pencoblosan ke TPS.
“Saya tinggal di kota Mohammedia, sekitar 45 menit dari kota Rabat. Saya berangkat ke TPS di KBRI Rabat dan cukup mudah dijangkau,” kata Arief kepada NU Online, Selasa (13/2/2024).
Ia mengatakan terdapat sekitar 300-an daftar pemilih tetap (DPT) di Maroko dan Mauritania yang ditangani Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Rabat. Ada dua metode pemungutan suara yang dilaksanakan, yaitu menggunakan mekanisme kotak suara keliling (KSK) serta datang langsung ke TPS di KBRI Rabat.
“Jumlah DPT di Maroko dan Mauritania, karena PPLN Rabat mengurusi dua negara, sekitar 300-an. Ada tiga KSK, di Oujda, Casablanca, dan Mauritania, dan 1 TPS di KBRI Rabat,” papar dia.
Menariknya, Arief menilai suasana politik terasa lebih intens, di pemilu pemilu kali ini dengan banyaknya diskusi kritis di antara WNI yang tinggal di wilayah tersebut. Arief mengungkapkan bahwa ini merupakan kali kedua ia memilih di Maroko.
“Ini kali kedua saya memilih di Maroko, dan di tahun ini lebih menarik, karena lebih mengikuti suasana politiknya dan teman-teman di sini lebih kritis lagi,” ujarnya.
Dalam memilih kandidat, Arief mempertimbangkan visi misi yang sesuai dengan pandangannya tentang masa depan Indonesia.
“Pertimbangan dalam memilih paslon lebih ke paslon mana yang visi-misinya cocok ke pandangan saya tentang Indonesia ke depannya, jadi membandingkan ketiga paslon tanpa tendensi apapun,” ungkap dia.
Ia juga melihat perbedaan dalam kampanye pemilu antara yang terjadi di Maroko dengan di Indonesia di mana kampanye di Maroko tidak semeriah yang terjadi di Indonesia, dan tidak ada perwakilan relawan dari pasangan calon.
Para pemilih lebih cenderung mengandalkan diskusi dan pertukaran pendapat secara langsung dengan teman-teman terdekat untuk memahami platform masing-masing calon.
“Untuk perbedaan dengan yang di Indonesia mungkin kampanyenya, tidak semasif di Indonesia. Dan di sini tidak ada perwakilan relawan apapun, jadi hanya tiap-tiap org menyampaikan aspirasinya ke teman-teman dekatnya,” paparnya.
Arief mengajak seluruh WNI di manapun berada untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak, karena setiap suara memiliki dampak yang besar bagi arah masa depan Indonesia. Pemilu ini bukan hanya sekadar memilih pemimpin, tetapi juga memilih arah dan visi negara ke depannya.
“Kepada semua WNI di manapun berada, untuk menggunakan hak pilihnya, karena suara anda sangat penting untuk arah Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.