Mustasyar PBNU, KH Muhtadi Dimyathi (Buya Muhtadi) bersama rombongan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengunjungi kompleks pemakaman Ma'la di Distrik Sulaimaniyah, Makkah, Arab Saudi Senin (17/7/2023) petang WAS.
Makkah, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhtadi Dimyathi bersama rombongan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengunjungi kompleks pemakaman Ma'la di Distrik Sulaimaniyah, Makkah, Arab Saudi pada Senin (17/7/2023) petang WAS.
Dengan menggunakan kursi roda, kiai kharismatik yang biasa dipanggil Buya Muhtadi ini menziarahi makam Syekh Nawawi al-Bantani, Sayyidiah Khadijah, lalu KH Maimoen Zubair. Ia memimpin langsung pembacaan tahlil dan doa di tiga makam tersebut.
Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi KH Khalilirrahman mengatakan, Ma'la merupakan kompleks pemakaman tertua di Makkah yang kini secara khusus diperuntukkan bagi para tokoh.
Sejumlah ulama Indonesia yang juga dikebumikan di sana adalah Syekh Yasin al-Fadani, Syekh Mahfudz at-Tarmasi, KH Muslih al-Maraqi, dan lain-lain.
"Kita ziarah ke sana untuk mendapatkan keberkahan dari mereka dari Siti Khadijah, para sahabat, para syekh, para sayyid, para ulama," kata Khalil yang juga turut mendampingi Buya Muhtadi hingga akhir prosesi ziarah
Menurutnya, ulama seperti Syekh Nawawi layak menjadi teladan bagi generasi sekarang. Ia bukan hanya ulama multidisipliner, tetapi ratusan karyanya juga dikaji oleh masyarakat dari belahan negara lain.
"Kita ingin mengambil ibrah, tadzkirah, pelajaran dari mereka," katanya.
Hal senada juga diungkapkan KH Miftah Faqih, Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi. Menurutnya, Syekh Nawawi cukup terkenal di Haramain pada masanya. Bahkan, katanya, tidak ada satu pun orang Nusantara yang pergi belajar ke Makkah yang tidak berguru kepadanya.
"Kita saat ini hanya bisa meziarahi makamnya, berkirim Fatihah, untuk tabarrukan (mengharap berkah) kepada beliau agar gerak langkah kita itu muttashil (tersambung) dengan Syekh Nawawi al-Bantani," ujarnya.
Beberapa ulama yang tercatat menjadi murid Syekh Nawawi adalah KH Muhammad Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Syaikhona Cholil al-Bankalani, KHR Asnawi, dan lain-lain.