Diaspora Santri dan Kominfo Kolaborasi Lawan Hoaks Covid-19
Ahad, 29 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Tangkap layar diskusi 'Infodemi dan Strategi Komunikasi Publik di Masa Pandemi' di TVNU, Sabtu (28/8/2021).
Beijing, NU Online
Diaspora santri bekerjasama dengan TVNU dan PCINU Tiongkok menyelenggarakan diskusi bertemakan Infodemi dan Strategi Komunikasi Publik di Masa Pandemi, Sabtu (28/8/2021). Infodemi merupakan informasi berlebihan tentang Covid-19 yang dampaknya justru memperburuk kondisi pandemi.
Acara yang ditayangkan langsung oleh TVNU tersebut menghadirkan para pembicara yaitu Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo, Usman Kansong; dan Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Imdadun Rahmat. Agenda ini dimoderatori oleh Budy Sugandi, Wakil Katib Syuriyah PCINU Tiongkok sekaligus kandidat PhD Southwest University China dan MC Rahayu Syafitri. Hadir juga memberikan sambutan Munawir Aziz selaku Sekretaris PCINU United Kingdom.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo, Usman Kansong menyampaikan bahwa untuk mengatasi pandemi, pemerintah dan seluruh ormas seperti NU, Muhammadiyah serta diaspora santri yang tersebar di berbagai negara harus bersinergi dalam melawan disinformasi dan misinformasi terkait Covid-19. "Jangan sampai masyarakat termakan hoaks. Sinergi menjadi kunci menghadapi pandemi," kata Usman Kansong.
Kemenkominfo pernah merilis bahwa sepanjang 23 Januari 2020 hingga 18 Juli 2021, telah ditemukan 1.763 isu hoaks Covid-19 yang tersebar ke dalam 3.817 postingan media sosial. Sebanyak 3.356 postingan di antaranya telah diturunkan atau di-take down.
Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Imdadun Rahmat mengatakan selama masa pandemi masyarakat juga telah diimbau untuk melaksanakan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. "Sebaiknya ditahan dulu untuk bertemu secara langsung di masyarakat jika tidak urgent. Mencegah lebih baik daripada terkena Covid, ini sudah sesuai dengan tuntunan agama," kata Imdadun Rahmat.
Budy Sugandi, moderator agenda ini mendorong agar peran serta diaspora santri dan jaringan PCI Nahdlatul Ulama di lebih dari 40 negara, bisa berkolaborasi secara sinergis dengan pemerintah dan organ civil society lainnya.
Budy menyampaikan ada ratusan ribu santri yang saat ini pakar dan profesor di berbagai bidang di kampus-kampus internasional dan bekerja profesional di lembaga-lembaga ternama. Peran serta diaspora santri menjadi potensi besar untuk sinergi dengan pemerintah dan lintas kelompok dalam penanganan pandemi.
Editor: Kendi Setiawan