Dirikan Bioskop di Dekat Ka'bah, Pemerintah Saudi Tuai Kontroversi
Jumat, 30 Agustus 2024 | 14:31 WIB
Jakarta, NU Online
Masyarakat Muslim di dunia ramai menyoroti rencana pembangunan bioskop yang letaknya sangat dekat dengan area Ka'bah dan Masjidil Haram, tepatnya di Distrik Al-Abidiyah yang tidak jauh dari Universitas Ummul Qura, Makkah.
Melansir The New Arab, sejak 15 Agustus 2024 beredar video di media sosial seorang insinyur konstruksi asal Arab Saudi yang memaparkan rencana pembangunan proyek hiburan besar di Makkah oleh pengembang Saudi Entertainment Ventures (Seven).
Bioskop yang akan dibangun merupakan komponen utama dari proyek Smart Mecca (Makkah Cerdas) yang diklaim bertujuan untuk mengintegrasikan fasilitas hiburan modern ke dalam kota sambil tetap berpegang pada makna keagamaan.
Hal ini memicu perdebatan publik mengenai kelayakan pembangunan sebuah bioskop di dekat Ka'bah, situs paling suci bagi umat Islam di dunia.
Masyarakat menyatakan kekhawatiran tentang jarak tempat hiburan yang terlampau dekat dengan tempat-tempat suci di Makkah. Di samping itu, mereka mempertanyakan apakah hal itu sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya di sana?
Menanggapi hal itu, Pemerintah Saudi mengklaim bahwa pihaknya menekankan untuk tidak melanggar kesucian Kota Makkah atau memerangi Islam. Bioskop Makkah ini akan ditetapkan sebagai salah satu jenis tujuan hiburan di wilayah Kerajaan Arab Saudi dengan teknologi yang mutakhir.
Para pejabat berpendapat bahwa proyek sinema dan hiburan lainnya dirancang untuk melengkapi infrastruktur modern kota tersebut sambil mempertahankan kepentingan keagamaannya, sebagaimana dilansir media lokal Saudi Atlas Sport
Anggaran pembangunan mega bioskop ini diperkirakan senilai 1,3 milyar Riyal atau setara dengan 347 juta US Dolar dan sedang dibangun oleh perusahaan lokal Modern Building Leaders (MBL) di atas lahan seluas 80.000 meter persegi.
Pembangunan bioskop di Arab Saudi ini menandai perubahan budaya yang signifikan. The Islamic Information menulis bahwa selama 40 tahun, bioskop dilarang di Kerajaan Saudi. Hal ini mencerminkan norma sosial konservatif yang berlaku di Arab Saudi.
Larangan tersebut akhirnya dicabut pada 2018 sebagai bagian dari inisiatif visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang berupaya memodernisasi ekonomi dan masyarakat Saudi.
Proyek Makkah ini merupakan salah satu dari beberapa pengembangan hiburan yang tengah digarap Seven di seluruh Kerajaan Saudi.