Donald Trump Menang atas Kamala Harris di Pilpres Amerika
Rabu, 6 November 2024 | 19:00 WIB
Jakarta, NU Online
Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat dengan mengungguli pesaingnya, Kamala Harris, pada Rabu (6/11/2024). Menurut The New York Times, Trump berhasil mengumpulkan 279 suara pemilih negara bagian dengan total 70.799.562 suara (51,0 persen), sedangkan Harris memperoleh 223 suara pemilih negara bagian dengan total 65.747.872 suara (47,4 persen).
Bahkan, Trump yang berasal dari Partai Republik itu telah memberikan pidato kemenangan setelah hasil pemilu menunjukkan ia unggul jauh dari lawannya, Harris dari Partai Demokrat. Pidato kemenangan itu disampaikan Trump di Palm Beach, Florida.
"Ini adalah, saya percaya, gerakan politik terbesar sepanjang masa. Tidak ada yang pernah seperti ini di negara ini. Dan sekarang ini akan mencapai tingkat penting yang baru, karena kami akan membantu negara kami sembuh," kata Trump berdasarkan laporan The Guardian.
Ia juga mengatakan akan memperbaiki perbatasan dan segala hal tentang Amerika demi masa depan generasi selanjutnya. "Saya tidak akan berhenti sampai kami berhasil menghadirkan Amerika yang kuat, aman, dan makmur yang pantas diterima anak-anak kita. Ini akan menjadi zaman keemasan Amerika yang sesungguhnya," tegasnya disambut tepuk riuh pendukungnya.
Trump merayakan kemenangan di negara-negara bagian yang menjadi swing state dan mengklaim telah memenangkan suara populer, meskipun hasilnya belum ditentukan.
Dia menggambarkan "perasaan cinta yang besar" dan "mandat yang kuat," serta merayakan kemenangan Partai Republik yang merebut kembali senat. Trump juga mengatakan Partai Republik tampaknya akan mempertahankan kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat, meskipun itu juga belum diputuskan.
Trump memberi penghormatan kepada istrinya, Melania, keluarganya, dan JD Vance, Wakil Presiden terpilih. Lalu, Trump menjanjikan akan melakukan kebangkitan ekonomi terbesar dalam sejarah Amerika di bawah kepemimpinannya.
Trump juga menyebutkan upaya pembunuhan terhadap dirinya yang pernah terjadi saat kampanye. “Tuhan membiarkan saya hidup untuk suatu alasan,” katanya.
Berbeda, di tempat pemantauan suara Harris, Howard University di Washington, dilaporkan suasana menjadi muram apalagi saat harapan bahwa Harris bisa menjadi presiden pertama dari Historically Black Colleges and Universities (HBCU) mulai memudar.
Ketua Kampanye Harris Cedric Richmond memberi tahu para pendukung bahwa mereka tidak akan mendengar kabar dari Harris malam itu. “Terima kasih telah mempercayai janji Amerika,” kata Richmond.
“Kami masih memiliki suara yang harus dihitung. Masih ada negara bagian yang belum diumumkan. Kami akan terus berjuang sepanjang malam untuk memastikan setiap suara dihitung, setiap suara didengar," katanya sebagaimana dilansir The Guardian.