ISIS Masih Miliki 18 Ribu Tentara dan Rp5,7 T Dana Perang
Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:45 WIB
Para intelijen AS melaporkan, saat ini pasukan ISIS tengah melakukan serangan gerilya di sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. Tidak hanya itu, mereka juga merekrut anggota baru di kamp-kamp pengungsian dan menyusun kembali jaringan keuangan.
Seperti dilaporkan New York Times, Selasa (20/8), ISIS saat ini diduga masih memiliki sekitar 18 ribu pasukan dan menyelundupkan 400 juta Dolar AS (setara Rp 5,7 triliun) dana perang ke negara-negara tetangga untuk dipakai berperang melawan Barat.
Masih menurut laporan intelijen AS, ISIS juga diyakini telah berinvestasi dalam banyak bisnis. Mulai dari penjualan mobil, budidaya ikan, hingga penanaman ganja. Di samping itu, ISIS juga melakukan pemerasan terhadap masyarakat lokal untuk membiayai operasinya. Jika mereka tidak mau membayar, maka ISIS akan melakukan hal-hal yang fatal seperti membakar hasil panen petani di Irak utara karena mereka menolak membayar.
ISIS juga dilaporkan telah menyelinap ke kamp-kamp pengungsian di di timur laut Suriah untuk merekrut dan menyebarkan ideologi mereka kepada para pengungsi. Para pejabat intelijen AS menilai, kamp al-Hol yang –dikelola Pasukan Kurdi Suriah (SDF) yang didukung AS- kini berkembang menjadi sarang ideologi ISIS. Di tempat terpisah, SDF menahan 10 ribu militan ISIS, termasuk 2000 ribu warga asing.
Perlu diketahui, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang terjadi di Kabul pada Sabtu (17/8) kemarin. Serangan itu menyebabkan 63 orang meninggal dan 182 orang mengalami luka-luka.
Pada akhir 2014 silam, ISIS mengendalikan sepertiga wilayah Irak dan sepertiga wilayah Suriah atau setara dengan luas negara Inggris serta memerintah sembilan juta orang. Namun kondisi ISIS berubah total setelah lima tahun berlalu. Setelah digempur banyak pihak, benteng pertahanan terakhir ISIS di Baghouz, Suriah, telah berhasil ditaklukkan pada Sabtu, 23 Maret lalu.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Abdullah Alawi