Israel Konfirmasi Kabar Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam Baku Tembak
Jumat, 18 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar saat rapat umum memperingati 35 tahun berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza, pada 14 Desember 2022. (Foto: AFP)
Jakarta, NU Online
Pemerintah dan militer Israel mengonfirmasi kabar kematian Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, pada Kamis (17/10/2024).
Sementara Hamas hingga saat ini belum memberikan pernyataan apa pun terkait munculnya kabar tersebut.
Dalam sebuah video, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataannya terkait terbunuhnya Yahya Sinwar dan mengatakan bahwa ini bukanlah akhir dari perang Israel di Gaza.
"Hari ini kejahatan telah mendapat pukulan tetapi tugas kita masih belum selesai," kata Netanyahu sebagaimana dilaporkan oleh Middle East Eye.
Sementara Al Jazeera melaporkan bahwa Yahya Sinwar terbunuh dalam baku tembak tak sengaja di Rafah, Gaza Selatan, pada Rabu (16/10/2024).
Beredar sebuah video di media sosial dari pesawat nirawak yang menampilkan sosok terluka di antara reruntuhan bangunan yang diduga sebagai Yahya Sinwar.
Militer Israel memberi pernyataan bahwa selama operasi di Rafah, Gaza Selatan pada Rabu bahwa tiga teroris berhasil dibasmi.
Mereka juga menambahkan bahwa militer dan Dinas Keamanan Shin Bet sedang memeriksa kemungkinan bahwa salah satu teroris yang dimaksud adalah Yahya Sinwar.
Israel kemudian mengklaim bahwa jasad yang telah tewas itu diidentifikasi sebagai Pemimpin Hamas melalui pengujian DNA.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan responsnya sesaat usai Israel mengumumkan kematian Sinwar.
"Pemimpin Hamas Yahya Sinwar telah tewas. Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi Dunia. Berikut pernyataan lengkap saya," kata Biden, melalui akun X.
Sementara Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyampaikan bahwa kematian Yahya Sinwar adalah kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza dan mempersiapkan diri untuk hari berikutnya ketika Hamas tidak lagi mendominasi wilayah tersebut.
Menurut Harris, keadilan telah ditegakkan dengan kematian pemimpin Hamas, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat, Israel dan seluruh dunia mendapat manfaat yang lebih baik sebagai akibatnya, sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian.
Yahya Sinwar mengambil alih kepemimpinan Hamas setelah Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran pada 31 Juli 2024 lalu. Sementara Israel menargetkan Sinwar karena meyakininya sebagai dalang di balik peristiwa 7 Oktober 2023.