Madinah, NU Online
Sejumlah prosedur harus dituntaskan bagi jamaah haji yang telah menunaikan ibadah haji. Termasuk yang dilakukan Kelompok Bimbingan Ibadah (KBIH) Rohmatul Ummah an-Nahdliyah, Sidoarjo, Jawa Timur.
KBIH dimaksud adalah milik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo yang masuk kelompok terbang atau Kloter 70.
Lewat surat elektronik yang diterima NU Online, Sholehuddin selaku Ketua Kloter 70 SUB menjelaskan telah melakukan pertemuan dengan ketua rombongan dengan didampingi Ketua KBIH H Abu Hamid dan seorang tim medis. Pertemuan dilakukan dalam rangka membahas kepulangan jamaah haji yang akan dilakukan pada Selasa (10/9) pagi pukul 11.10 waktu setempat.
“Berarti jamaah harus segera keluar dari hotel dan bergerak ke bandara pukul 06.00. Karena itu segala kesiapan dilakukan, termasuk penurunan dan penimbangan koper jamaah,” kata Sholehuddin, Ahad (8/9).
Dirinya juga dihubungi tim Saudi Airlines yang akan melakukan penimbangan koper jamaah asal Sidoarjo yang berjumlah 449. “Mereka adalah jamaah haji kloter 70 dari KBIH Rohmatul Ummah An-Nahdliyah milik PCNU Sidoarjo,” ungkapnya.
Sesampai di hotel Amjad Al Ghrarra, Ketua Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo itu juga menemui Koordinator Pekerja (Rais Ummal). Hal tersebut demi memastikan kesiapan Tim Saudi Airlines dan perusahaan logistik, juga pengangkut koper.
Setelah menandatangani format semacam surat jalan, Sholehuddin berunding mengenai teknis penurunan dan penimbangan. Satu persatu koper diturunkan dari lantai, lalu ditimbang oleh tim. Beruntung barcode yang telah dibagikan semalam sudah tertempel di koper masing-masing jamaah, memudahkan proses input data dalam sistem.
“Proses penimbangan meski secara umum berlangsung lancar, namun ada saja yang bermasalah karena tidak kurang dari sepuluh koper yang melebihi kapasitas 32 kilo gram,” jelasnya.
Maka, tidak pandang siapa pemiliknya, termasuk koper salah seorang petugas yang menunjukkan angka 35 kilo gram, dengan segala konsekuensi harus dikurangi. “Ini sekaligus menjadi perhatian bagi seluruh jamaah agar tidak melanggar ketentuan barang bawaan,” katanya.
Isi Koper Jamaah Dibatasi
Dalam edaran Saudi Airlines (SA) disebutkan bahwa koper jamaah tidak boleh melebihi kapasitas 32 kilo gram. Hal ini ditegaskan pula oleh Umar, perwakilan SA yang mengawal jalannya proses penimbangan. Pihak penerbangan memang dengan tegas tidak akan mengangkut koper melebihi batas (overload).
Sementara itu, menurut ketua kloter melalui pesan Whatsapp melaporkan, bahwa jamaah Kloter 70 dengan kedatangan di Arab Saudi berjumlah 450 orang, mutasi keluar dua orang, mutasi masuk satu orang dan satu orang lagi masih dirawat di Rumah Sakit Miqat.
Kemungkinan yang bersangkutan tidak bisa pulang bersama kloter, mengingat Senin (9/9) masih akan dilakukan tindakan. "Tapi kami masih berharap takdir Allah dia bisa pulang yang bersama-sama," tutur Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya itu.
Dengan demikian, jamaah Kloter 70 debarkasi Surabaya yang siap diberangkatkan ke tanah air berjumlah 448. Sedangkan koper berjumlah 449 buah. Satu koper milik pasien yang harus dimutasikan (tanazzul) pulang tunda bisa digabungkan bersama kloter awal.
Ada kejadian yang cukup menegangkan. Sebuah koper denga over kapasitas 48 kilo gram, dibongkar paksa dengan cara khusus. Alat yang digunakan adalah sebuah pulpen.
Tanpa harus merusak resliting, koper bisa dikembalikan seperti semula. “Hal ini dilakukan karena pemilik tidak kunjung turun, padahal truk pengangkut segera diberangkatkan. Ternyata sang pemilik tidak bisa segera turun karena lift penuh, bersamaan kembalinya jamaah haji dari masjid,” ungkapnya.
Sholehuddin menambahkan, jamaah haji Kloter 70 diperkirakan mendarat pada Rabu (11/9) pukul 01.00 dini hari, dan sampai di Asrama Haji Sukolilo Surabaya hingga proses pelepasan sebelum Subuh.
“Dan kami berharap para haji bisa menjaga kemabruran yang ditandai dengan meningkatkan kesalihan ritual dan sosial,” pungkasnya.
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Musthofa Asrori