Internasional

Kamala Harris dan Donald Trump Janji Hentikan Perang Gaza dalam Seruan Terakhir Kampanye

Senin, 4 November 2024 | 22:00 WIB

Kamala Harris dan Donald Trump Janji Hentikan Perang Gaza dalam Seruan Terakhir Kampanye

Kamala Harris dan Donald Trump. (Foto: NU Online/Aceng Darta)

Chicago, NU Online

Calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, berjanji untuk mengakhiri konflik berdarah di Gaza jika terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.


Dikutip dari Al Jazeera, dalam kampanye penutupnya di East Lansing, Michigan, Harris menegaskan komitmennya kepada komunitas Arab-Amerika di negara bagian medan pertempuran itu. Harris berupaya meraih dukungan dari para pemilih Arab-Amerika yang merasa kecewa dengan kebijakan luar negeri AS dalam konflik Israel-Palestina.


“Tahun ini sangat sulit, mengingat skala kematian dan kehancuran di Gaza serta korban sipil dan pengungsian di Lebanon. Ini sangat menghancurkan,” kata Harris di hadapan ribuan pendukungnya sebagaimana dikutip dari Reuteurs.


“Sebagai presiden, saya akan melakukan segala daya upaya untuk mengakhiri perang di Gaza, membawa pulang para sandera, menghentikan penderitaan di Gaza, memastikan Israel aman, dan memastikan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak mereka atas martabat, kebebasan, keamanan, dan penentuan nasib sendiri,” katanya sebagaimana dikutip dari the Guardian.


Harris menyampaikan pernyataan tersebut di Michigan, negara bagian dengan populasi lebih dari 200.000 warga Arab-Amerika. Meski demikian, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai langkah spesifik yang akan diambil untuk mengakhiri konflik tersebut. Pernyataan Harris ini datang di tengah kritik terhadap kebijakan pemerintahan Biden yang dianggap tidak cukup menekan Israel untuk mengakhiri agresi militernya di Gaza.


Di sisi lain, saingan dari Partai Republik, Donald Trump, juga berjanji mengakhiri konflik Timur Tengah dalam kampanyenya di Dearborn, Michigan. Namun, seperti Harris, Trump tidak memberikan detail bagaimana rencana tersebut akan diwujudkan, seperti dilansir Al Jazeera.


Trump berusaha memanfaatkan isu ini dengan menyambut sejumlah pemimpin Arab Amerika, tokoh Muslim, dan imam di atas panggung bersamanya selama kampanye di dekat Novi, Michigan, akhir pekan lalu. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Wali Kota Dearborn Heights, Bill Bazzi, yang beragama Islam, mengatakan kepada CNN bahwa dia mendukung Trump karena percaya kandidat Partai Republik itu akan “mencoba menciptakan perdamaian, mencoba mengajak orang-orang membahas perdamaian.”


Dengan waktu yang semakin menipis menuju pemungutan suara pada Hari Pemilihan, Harris dan Trump bersaing ketat dalam berbagai jajak pendapat seperti dilaporkan Al Jazeera. Hasil polling menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara keduanya, terutama di negara-negara bagian penting seperti Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.


Menurut data University of Florida Election Lab, lebih dari 78 juta warga AS telah memberikan suara lebih awal, termasuk sekitar 700.000 suara lebih banyak dari pemilih Demokrat dibandingkan Republik. Namun, kemenangan di negara-negara bagian kunci seperti Michigan, dengan 15 suara electoral college yang sangat berpengaruh, tetap menjadi penentu bagi hasil pemilihan ini.