Internasional

Kekompakan Nahdliyin Inggris Harus Terus Dijaga

Senin, 2 Desember 2024 | 21:00 WIB

Kekompakan Nahdliyin Inggris Harus Terus Dijaga

Pengasuh Pondok Pesantren Darusunnah sekaligus Peserta Santri International Fellowship di Inggris KH Zia Ul Haramaen saat berbicara di Silaturahim dan Pengajian PCINU Inggris Raya di Indonesian Islamic Centre London, Ahad (1/12/2024). (Foto: dokumen SIF)

London, NU Online

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Inggris Raya menggelar kegiatan rutin Silaturahim dan Pengajian (Siraman) pada Ahad (1/12/2024). Dalam kesempatan ini, kegiatan diisi pengajian oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darussunnah Ciputat KH Zia Ul Haramaen yang tengah studi singkat program Santri Internatsional Fellowship di Universitas Coventry atas beasiswa Dana Abadi Pesantren Kementerian Agama-Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).


Dalam pengajian tersebut, Gus Zia, demikian ia biasa akrab disapa, menekankan bahwa kekompakan warga Muslim Indonesia harus tetap dijaga. Karena hidup sebagai minoritas di negara orang lain adalah suatu hal yang tidak mudah.


"Hidup di negara orang lain, dalam hal ini hidup di United Kingdom, mempunyai tantangan tersendiri, seperti menjadi minoritas, minoritas sebagai warga Indonesia, lebih khusus sebagai masyarakat Islam. Oleh karena itu, kekompakan antar anggota harus dijaga dengan baik. Di antara bentuk menjaga kekompakan adalah dengan mengadakan kegiatan rutin seperti ini,” katanya di Indonesian Islamic Centre London.


Kekompakan warga NU Inggris tampak sangat kuat dan mengembangkan budaya dan tradisi Indonesia yang kental, seperti melakukan khataman Al-Qur'an, tahlilan, yasinan, shalawatan, dan pengajian. Kekompakan ini terlihat dari penyambutan mereka saat peserta SIF memasuki Indonesian Islamic Centre London.

 
“Kami masuk lokasi Siraman (Silaturahim dan Pengajian) di Indonesian Islamic Centre London disambut seperti halnya anak sendiri,” katanya.


 

Silaturahim dan Pengajian (Siraman) PCINU Inggris Raya yang juga diikuti 20 peserta Santri Internasional Fellowship beasiswa Dana Abadi Pesantren Kemenag-LPDP, Ahad (1/12/2024) di Indonesian Islamic Centre London.


Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa seorang Muslim harus selalu bersyukur atas limpahan nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt, terutama nikmat iman dan islam. Lebih lanjut, ia menerangkan terdapat beberapa cara untuk mensyukuri nikmat Allah, di antaranya adalah dengan selalu bersyukur secara lisan.


Senada, Giswah Yasminul Jinan, peserta SIF, mengatakan bahwa Nahdliyin di Inggris mempunyai loyalitas dan totalitas dalam menjaga budaya NU, walaupun mereka tidak berdomisili di Indonesia. Bahkan, mereka menggunakan identitas Muslimat saat acara berlangsung, yaitu menggunakan seragam hijau lengkap beserta atributnya seperti kerudung dan bros. Selain dalam hal berpakaian, NU di Inggris juga membuat hidangan yang sama persis seperti di Indonesia, seperti membuat tumpeng, rendang, sayur asem, opor ayam dan perkedel. 


“Saya merasakan ibu-ibu Muslimat PCINU UK mempunyai loyalitas dan totalitas yang sangat tinggi. Bahkan, mereka sampai menggunakan seragam Muslimat dalam acara ini,” kata peserta asal Pondok Pesantren Al Inaroh Buntet, Cirebon, Jawa Barat itu. 


Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU Inggris Raya Hj Yayah Indra menegaskan bahwa organisasinya telah dikenal baik oleh beberapa komunitas Muslim di negara tersebut.


"Alhamdulillah, komunitas Nahdlatul Ulama di Inggris mendapatkan posisi yang sangat baik. Hal ini terlihat dari banyaknya komunitas lain yang mengundang kami (Muslimat PCINU UK) seperti komunitas muslim dari Pakistan, Singapura dan Malaysia,” katanya.


Yayah Indra menjelaskan bahwa anggota dari komunitas NU di Inggris Raya mempunyai latar belakang dan berasal dari daerah yang berbeda-beda seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Walaupun, demikian, komunitas ini mempunyai hubungan yang sangat kuat. 


Kontributor: Muhammad Ulil Albab