Duta Besar Bosnia Herzegovina Mehmed Halilovic dan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf minum bersama dalam pertemuan di Gedung PBNU Jakarta, Selasa (11/1/2022) pagi. (Foto: NU Online/Syakir NF)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Bosnia Herzegovina Mehmed Halilović pada Selasa (11/1/2022) pagi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.
Tiba di pintu ruangannya, kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu langsung menyapa Mehmed Halilović dengan salam. Keduanya berjabat tangan dan langsung duduk di kursi. Pada kesempatan awal, Dubes Bosnia menanyakan nama Gus Yahya untuk memastikan agar informasi yang ia terima tidak salah.
"Nama saya Yahya Cholil Staquf," kata Gus Yahya.
"Wah, sepertinya kita bersaudara. Saya Mehmed Halilović," kata Mehmed Halilović yang langsung disambut tawa bersama.
"Mungkin ada silsilah yang bertemu," timpal Gus Yahya.
Gus Yahya pun menawari Dubes Halil untuk minum kopi atau teh. Mehmed Halilović menerima tawaran Gus Yahya dan memilih kopi tanpa gula.
Dubes Halil menawari Gus Yahya untuk berkunjung ke Bosnia. Dia meyakinkan bahwa di negaranya sudah tidak ada Covid-19. Ketika tiba di sana, tidak ada karantina dan sudah bebas masker. Bahkan ia meminta secara khusus datang di bulan Ramadhan. Sebab, bulan suci di sana disebutnya sangat indah.
"Tinggal dijadwalkan saja. Ramadhan di sana sangat indah," kata Halilović.
Dubes kelahiran Novo Selo 45 tahun yang lalu itu mengapresiasi Indonesia dengan adanya Masjid Istiqlal yang dibangun berdampingan dengan Gereja Katedral menggambarkan moderatisme yang kuat.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Halil juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026. Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada NU yang telah membuat program khusus untuk negaranya di sana. Ia berharap kerja sama dengan NU dapat terus ditingkatkan.
"Terima kasih saya ucapkan kepada Pak Cholil (Gus Yahya). Saya berharap beliau senantiasa diliputi kebaikan, terlebih dalam posisinya sebagai Ketum PBNU saat ini," kata Halilović.
Sementara itu, Gus Yahya menegaskan bahwa Bosnia Herzegovina adalah negara yang paling kuat dalam menyuarakan kehidupan yang damai. "Kalau bicara tentang tatanan yang lebih memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai, paling kuat menyuarakan itu antara lain adalah Bosnia," ujar Gus Yahya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan