Khutbah Jumat di Masjid Belanda, Prof Haris Ajak Muslim Eropa Kembangkan Wakaf
Kamis, 21 Maret 2024 | 09:00 WIB
Suasana usai shalat Jumat di Masjid Al-Ikhlas PPME Amsterdam, Belanda pada Jumat (15/3/2024). (Foto: dok Prof MN Harisudin)
Amsterdam, NU Online
Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Prof KH M Noor Harisudin mengajak umat Muslim di Eropa untuk mengembangkan wakaf agar dapat digunakan untuk pengembangan pendidikan dan kesejahteraan umat.
Ajakan ini disampaikannya dalam khutbah Jumat di Masjid Al-Ikhlas PPME Amsterdam, Belanda pada Jumat (15/3/2024).
Prof Haris yang juga Dewan Pakar PW Lembaga Ta`lif wa an Nasyr NU Jawa Timur menyampaikan, Islam selalu mengajarkan umatnya untuk bertauhid, dan hanya menghamba pada Allah Swt. "Seorang Muslim tidak boleh menghamba pada selain Allah Swt," ungkapnya.
Islam juga mengajarkan untuk tidak boleh mencinta pada selain-Nya, karena cinta pada selain-Nya hanya akan menjadikan penghambaan padanya.
"Cinta harta hanya akan menjadikan budak harta, cinta jabatan akan menjadikan kita budak jabatan, cinta popularitas akan menjadikan kita budak popularitas," jelas Prof Haris yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.
Dalam Kitab Hikam, kata Prof Haris, Ibnu Athailah Iskandari mengatakan Ma ahbabta syaian illa kunta lahu abdan, wahuwa la yuhibbu an takuna lighairihi abdan.
"Artinya: kamu tidak mencintai sesuatu kecuali kamu akan menjadi budaknya. Sementara, Allah Swt. ingin agar kita menjadi hamba-Nya, bukan hamba selain-Nya," tambah Prof. Haris yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur.
Oleh karena itu, agar Muslim tidak mencintai dunia, Prof Haris mengajak umat Islam untuk menggerakkan filantropi dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk sedekah wajib (zakat) maupun sedekah sunah (waqaf dan sedekah biasa).
"Sedekah wajib Zakat ada zakat mal dan zakat fitrah. Jika sedekah biasa seperti memberi takjil, sedekah buka bersama dan sedekah sahur, maka wakaf seperti wakaf uang pada masjid al-Ikhlas untuk pengadaan tanah, pembangunan, dan sebagainya," jelas Direktur Lembaga Wakaf YPI Darul Hikam Mangli Jember.
Wakaf, sebagaimana dikemukakan Prof. Haris, harus ada atensi lebih daripada bentuk filantropi lainnya seperti sedekah dan zakat. Terutama di bulan Ramadhan ini, mobilisasi dana wakaf dapat digunakan untuk pengembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Muslim di Belanda khususnya dan juga Eropa pada umumnya.
"Potensi dana wakaf yang produktif dan dengan prinsip 'keabadiannya', memungkinkannya menjadi sumber keuangan finansial dana umat Islam untuk membangun peradaban ke depan," ujar Guru Besar UIN KHAS Jember ini.
Lebih lanjut, menurut Prof Haris, filantropi Islam memiliki banyak manfaat sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Seperti, agar tidak terjadi kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin. Kay la yakunan dulatan bainal aghniya minkum: QS al hasyr, 7. Sebagai jalan untuk menyucikan dan membersihkan diri individu (khudz min amwalihin shadaqatan tuthahiruhum wa tuzakkihim: QS At-Taubah: 103.
Kemudian, filantropi Islam juga bisa memperoleh pahala kebaikan yang abadi (shadaqatin jariyatin), melipatgandakan rezeki (man dzalladzi yuqridlullaha qardlan hasanan fayudlaifahu adl’afan katsirat wallahu yaqbidlu wayabsitu. Wa Ilahi turjaun: QS al-Baqarah: 245), memudahkan urusan (faamma man a’ta wat taqa washaddaqahu bil husna fasanuyassiruhu lil yusra: QS. Al-Lail 7), dan menolak bala (as-sadaqatu tadfaul bala).
"Mari di bulan Ramadhan, kita jangan lupa kewajiban; zakat mal dan zakat fitrah. Tidak hanya itu, mari kita lengkapi dengan sedekah dan juga wakaf untuk pengembangan pendidikan dan kesejahteraan umat di Masjid al Ikhlas PPME Belanda ini khususnya dan masjid-masjid Eropa pada umumnya," pungkas Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur mengakhiri khutbahnya.