Kobaran Api Lalap Ribuan Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Kamis, 25 Maret 2021 | 11:45 WIB
Kebakaran dahsyat melahap ribuan kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Cox’s Bazar, Bangladesh, Senin (22/3/2021) malam. (Foto: Reuters)
Jakarta, NU Online
Kobaran api dahsyat melanda kamp pengungsian Muslim Rohingya asal Myanmar di Balukhali, Cox’s Bazar, Bangladesh, Senin (22/3/2021) malam. Tragedi tersebut menyebabkan ribuan rumah terbakar dan beberapa orang meninggal dunia.
“Pemadam api dan relawan terus berusaha mengontrol dan mencegah api agar tidak menyebar,” ujar Juru Bicara PBB untuk pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar dikutip dari Reuters.
Sedikitnya 15 orang tewas dan 400 orang lainnya masih hilang. Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyebutkan, akibat kejadian itu sebanyak 45.000 pengungsi etnis Rohingya kehilangan tempat mereka bernaung di pengungsian.
“(Bencana) ini sangat besar, sangat menghancurkan,” kata Johannes Van der Klaauw dari UNHCR yang bergabung dari Dhaka dalam keterangan secara virtual di Geneva, Swiss, Selasa (23/3).
Menurutnya, masih ada 400 orang yang belum ditemukan, mungkin di berada di reruntuhan. Dia mengatakan, UNHCR mendapat laporan lebih dari 550 orang terluka dan sekitar 45.000 mengungsi.
Sebagian besar pengungsi di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada 2017 di tengah kekerasan militer terhadap Rohingya. Para penyelidik PBB menyatakan, warga Rohingya itu terpaksa mengungsi karena adanya upaya dan niat genosida oleh militer Myanmar. Otoritas Myanmar membantah hal tersebut.
Organisasi kemanusiaan Refugees International, yang memperkirakan 50.000 orang telah mengungsi, mengatakan bahwa tingkat kerusakan akibat peristiwa itu mungkin belum akan diketahui untuk beberapa waktu.
“Banyak anak hilang dan beberapa tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri yang dipasang di sekitar kamp,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.
Mohammad Mohsin, Sekretaris Kementerian Penanggulangan dan Bantuan Bencana Bangladesh, yang mengunjungi kamp tersebut pada Selasa mengungkapkan bahwa sekitar 40.000 gubuk perlindungan para pengungsi di kamp itu terbakar. Dua rumah sakit utama Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Pemerintah Turki juga hancur.
“Sebuah komite beranggotakan tujuh orang telah dibentuk untuk menyelidiki masalah tersebut,” katanya kepada wartawan di Cox’s Bazar.
Sanjeev Kafley, Kepala Delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Bangladesh, mengatakan bahwa lebih dari 17.000 tempat penampungan telah hancur dan puluhan ribu orang mengungsi.
Lebih dari 1.000 staf Palang Merah dan sukarelawan bekerja bersama dengan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan kobaran api.
Kafley menyebutkan, mereka tersebar di empat bagian kamp yang menampung sekitar 124.000 orang. Jumlah itu merupakan sekitar sepersepuluh dari perkiraan 1 juta pengungsi Rohingya di daerah tersebut.
“Saya telah berada di Cox’s Bazar selama tiga setengah tahun dan belum pernah melihat api seperti itu,” katanya.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon