Menag Lepas Grand Syekh Al-Azhar Kembali ke Mesir melalui Bandara Soetta
Jumat, 12 Juli 2024 | 19:50 WIB
Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas (ketiga dari kanan) saat mengantar kepulangan Grand Syekh Al-Azhar kembali ke negaranya (Foto: kemenag.go.id)
Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas mengantar kepulangan Grand Syekh Al-Azhar, Mesir Ahmed Al-Thayeb di Bandara Soekarno Hatta Banten, Jumat (12/7/2024) dini hari.
Menurut menteri yang akrab disapa Gus Yaqut tersebut, kunjungan Grand Syekh ke Indonesia membawa pesan penting bagi warga bangsa, yaitu toleransi dan moderasi.
"Ini membawa pesan baik bagi seluruh warga bangsa, khususnya bangsa Indonesia; bahwa jalan tengah ini dapat menjadi pilihan bagi kita untuk membangun hubungan antarumat manusia," katanya sebagaimana dikutip kemenag.go.id.
Grand Syekh berada di Indonesia selama 4 hari, yaitu 8-11 Juli 2024. Di antara salah satu kunjungannya adalah meresmikan Markaz Tathwir cabang Indonesia. Lembaga ini akan membantu calon mahasiswa yang ingin belajar ke Al-Azhar, Kairo, Mesir.
"Lembaga ini nantinya akan memberi kepastian dan kemudahan, khususnya bagi anak-anak kita yang ingin melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir," katanya. "Kita sudah siapkan tempatnya di Ciawi Bogor. Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat dimanfaatkan," jelas Gus Yaqut.
Selama di Jakarta, Grand Syekh juga bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Menteri Pertahanan yang juga Presiden Indonesia Terpilih Prabowo Subianto, serta tokoh agama, serta banyak ulama dan cendekiawan di Indonesia. Selain itu, ia juga bertemu dengan pimpinan ormas Islam terbesar, NU dan Muhammadiyah, termasuk mengunjungi Pesantren Darunnajah di Ulujami, Jakarta Selatan.
Pertemuan dengan PBNU dan Nahdliyin di Jakarta
PBNU menginisiasi forum Interfaith and Intercivilizational Reception. Forum tersebut akan berlangsung di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat pada Rabu (10/7/2024).
Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil menyebut agenda tersebut ditujukan untuk menyambut kedatangan Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Al-Thayeb dalam membangun hubungan harmonis lintas agama, utamanya antara Islam dan Kristen.
Saat itu, Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Al-Thayeb menyampaikan keprihatinan terhadap krisis yang menimpa rakyat Palestina akibat perang dengan Israel. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara kunci.
"Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kita sebagai umat Islam menyaksikan hegemoni kekuatan digunakan secara brutal untuk memaksakan kehendak kepada orang lain," katanya.
Menurut Syekh Al Thayeb nilai-nilai luhur merupakan yang fitrah manusia mendorong timbulnya semangat yang bijaksana dari sekumpulan orang-orang di barat untuk memperjuangkan hak saudara kita di Palestina.
"Saya berharap, saya tidak berlebihan jika mengatakan kita umat beragama di timur tidak melihat hegemoni kekuatan ini sebagai peradaban ideal yang bisa dijadikan pedoman bagi umat manusia sebagaimana yang digaungkan para tokoh-tokoh penyeru globalisme," tuturnya.