Negara-Negara Asia Tegaskan Dukungan untuk Palestina di PBB, Bagaimana dengan Korsel?
Kamis, 25 September 2025 | 13:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pakistan dan Tiongkok menegaskan kembali dukungan mereka terhadap negara Palestina. Sementara Korea Selatan menekankan pentingnya solusi dua negara dalam sebuah sesi di siding Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah, Selasa (23/9/2025). Korea Selatan saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Keamanan PBB.
Mengutip Anadolu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun menyampaikan bahwa negaranya berkomitmen mengakui negara Palestina pada saat yang tepat, yaitu ketika hal itu benar-benar mendukung terwujudnya solusi dua negara.
“Dalam pembahasan kita hari ini, mari kita jangan kehilangan tujuan bersama: sebuah Timur Tengah di mana masyarakat dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan dalam damai, aman, dan sejahtera,” kata Cho.
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menyerukan tindakan nyata untuk menghentikan krisis kemanusiaan di Gaza.
“Waktu untuk kata-kata telah berlalu. Saatnya bertindak adalah sekarang. Rakyat Palestina menghadapi krisis. Penderitaan mereka adalah noda bagi nurani kolektif kita,” tegasnya.
Dar juga memuji negara-negara Barat dan sekutu Amerika Serikat yang baru-baru ini mengambil langkah mengakui negara Palestina. Seperti Prancis, Australia, Kanada, Inggris, dan Portugal.
Sementara itu, Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Geng Shuang memaparkan empat langkah untuk menyelesaikan konflik, yakni segera menghentikan tragedi di Gaza, meredakan ketegangan di Tepi Barat, mengatasi ketidakadilan sejarah yang dialami rakyat Palestina, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
“Baik Gaza maupun Tepi Barat adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Palestina,” ujar Geng, sembari menekankan perlunya menentang dengan tegas tindakan sepihak yang merusak fondasi solusi dua negara.
Menurut laporan, lebih dari 65.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah dibunuh oleh militer Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Serangan bertubi-tubi itu telah menjadikan Gaza tidak layak huni serta menyebabkan kelaparan, gizi buruk, dan penyebaran penyakit.