Pasukan Khusus Pakistan Rebut Balik Kantor Kontraterorisme, 25 Militan Taliban Tewas
Kamis, 22 Desember 2022 | 07:10 WIB
Terlihat sejumlah petugas keamanan menjaga ketat jalan yang diblokir menuju pusat kontraterorisme. (Foto: aljazeera)
Jakarta, NU Online
Pasukan khusus Pakistan menggerebek pusat kontraterorisme (sebelumnya disebut kantor polisi) di Distrik Bannu, barat laut Pakistan yang dikuasai militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Selasa (22/12/2022) waktu setempat. Sebanyak 25 militan TTP dikabarkan tewas dalam operasi tersebut.
Juru Bicara Angkatan Darat Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, mengonfirmasi jumlah militan TTP yang tewas tersebut, seperti dikutip dari Geo TV, Rabu (21/12/2022).
Sementara itu, sebanyak dua sandera yang merupakan aparat keamanan dinyatakan tewas terbunuh dalam penyanderaan. Ahmed Sharif juga melaporkan sedikitnya 15 anggota pasukan keamanannya terluka dalam insiden tersebut.
Mengutip Al Jazeera, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Mohammad Ali Asif mengatakan, operasi tersebut dilakukan lantaran TTP menolak upaya negosiasi selama lebih dari 40 jam. TTP juga sempat diberi kesempatan untuk menyerah sebelum penyerbuan, tetapi menolak.
Kasus tersebut bermula setelah kantor pusat kontraterorisme yang menjadi tempat rehabilitasi para tahanan terorisme itu berhasil diduduki oleh para tahanan TTP. Militan TTP mengambil alih pusat kontraterorisme pada Ahad (18/12/2022) lalu. Kelompok tersebut menyandera beberapa personel keamanan yang bertugas.
TTP mengklaim mereka menahan setidaknya delapan personel keamanan. Para pejabat melaporkan bahwa militan TTP menuntut perjalanan yang aman ke Afghanistan dengan imbalan pembebasan para sandera.
Saat penggerebekan berlangsung, asap hitam tebal mengepul ke langit dari dalam kompleks rehabilitasi setelah dua ledakan terdengar. Baku tembak yang sengit tak terelakkan dan menewaskan 25 teroris yang melakukan penolakan untuk menyerah. Tembakan yang terputus-putus juga terus bergema di kawasan sekitar selama dua jam.
Baca Juga
Penyebab Taliban Jadi Kelompok Radikal
Atas insiden ini, semua sekolah negeri dan swasta di Bannu diperintahkan tutup sementara selama pengepungan, seperti dilansir dari Radio Free Europe.
Pada November lalu, TTP mengumumkan mengakhiri gencatan senjata dengan pemerintah. Sebelumnya, gencatan senjata antara pemerintah Pakistan dan TTP disepakati pada bulan Juni setelah pemerintah pimpinan Taliban Afghanistan mengambil peran penting dalam menengahi pembicaraan damai.
TTP secara ideologi mengikuti interpretasi ajaran Islam serupa dengan Taliban di Afghanistan, tetapi memiliki susunan organisasi yang berbeda.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin