PCINU Turki Gelar Konfercab V dengan Manfaatkan Teknologi
Senin, 15 Juni 2020 | 02:30 WIB
Para punggawa PCINU Turki dalam forum yang digelar sebelum ada pandemi Covid-19. (Foto: dok. PCINU Turki)
Istanbul, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki sukses menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) Istimewa kelima melalui aplikasi video virtual pada Ahad (14/6).
Berdasarkan musyawarah syuriah dan anggota PCINU Turki, Konfercab Kelima ini memutuskan Faiz Kasyfilham sebagai Ketua Tanfidziyah dan Ahmad Munji sebagai Rais Syuriah PCINU Turki 2020-2022.
Agenda rutin dua tahunan ini digelar oleh PCINU Turki bersamaan dengan momentum Halal bi Halal selepas Ramadhan 1441 Hijriah. Meski kali ini seluruh dunia sedang membatasi seluruh gerak antar-manusia akibat wabah Covid-19, hal itu tidak membatasi PCINU Turki untuk bersilaturahim dan menyelenggarakan Konfercab Kelimanya.
"Ini adalah momen kita bersama untuk bertemu sekaligus mengevaluasi seluruh agenda kita dua tahun ke belakang. Keterbatasan akibat Covid-19 ini bukan menjadi hambatan kita dan justru memunculkan inisiatif-inisiatif baru untuk bagaimana kita bergerak ke depan," kata Ketua PCINU Turki 2018-2020 Ahmad Munji dalam sambutannya.
Mahasiswa doktor Universitas Marmara Istanbul itu juga berpesan agar warga Nahdliyin tetap merangkul seluruh mitra strategis di Turki, seperti KBRI Ankara dan KJRI Istanbul.
"Alhamdulillah sejauh ini PCINU Turki selalu menjadi partner pemerintah, dalam hal ini KBRI Ankara dan KJRI Istanbul, untuk mengisi agenda-agenda keislaman di Turki. Hal itu harus tetap dijaga sebab merupakan kepercayaan yang diturunkan dari kontribusi NU di negara kita," ujar dia.
Di Konfercab ke-5 ini, seluruh Nahdliyin dari seluruh wilayah Turki hadir sekaligus melaporkan semua agenda ke-NU-an di wilayah masing-masing, tak terkecuali daerah yang masih terbilang sedikit warga Nahdliyinnya.
Di Zonguldak misalnya, Rizqil menyampaikan sejak 2019 sudah ada belasan warga Nahdliyin yang selalu aktif mengadakan tradisi-tradisi NU saban pekan. "Alhamdulillah, di sini kami cukup kompak dan konsisten mengadakan pengajian-pengajian bersama," katanya.
Di wilayah-wilayah lain seperti Bursa, Kırklareli, Ankara, Kayseri, dan Istanbul, warga Nahdliyin tetap aktif menyebarluaskan tradisi Islam ala NU yang mengakar ke masyarakat. Sebagian besar bahkan tidak eksklusif, namun juga terbuka untuk masyarakat umum.
"Di Bursa, kami cukup sering mengadakan kajian-kajian kitab dan beberapa kali juga berziarah ke makam-makam para alim di sini," kata Munir anggota PCINU Turki di Bursa.
Internasionalisasi NU di Turki
Wakil Katib Syuriah PCINU Turki 2014-2016 Sya'roni Rofii yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan kekuatan, peluang, serta tantangan NU di Turki.
"Kita berada di antara Timur Tengah dan Eropa yang pada akhirnya membawa konsekuensi tersendiri untuk pergerakan kita dan sikap PBNU di pusat yang cukup mengistimewakan Turki," kata dia.
Hal itu menjadi kekuataan PCINU Turki, ditambah dengan kemiripan budaya keislaman Turki dengan tanah air, serta pandangan akademisi Turki yang melihat Indonesia sebagai cermin Islam mereka.
"Sepengalaman saya di Turki, profesor-profesor di sini sangat menjadikan Indonesia sebagai cermin mereka. Sebab, antara Turki dengan kita terdapat tradisi-tradisi berislam yang mirip. Ini menjadi peluang kita NU di Turki," tambah Sya'roni.
Sebab itu, PCINU Turki sudah menggelar konferensi Islam internasional di Turki untuk menarik potensi para akademisi Turki itu mengkaji dan membandingkan keberislaman Indonesia yang direpresentasikan NU dengan Turki.
"Pengurus Cabang Istimewa mempunyai wawasan global yang akhirnya menjadi pijakan kita dalam menginternasionalkan NU," kata dia.
Karakter ini akan tetap menjadi komitmen PCINU Turki ke depan, di samping memasyarakatkan tradisi NU yang moderat kepada para diaspora Indonesia di Turki.
"InsyaAllah, melalui amanah ini kita akan tetap membumikan NU di Turki dengan berbagai jalur, dari tradisi, akademik, personal, dan sebagainya," tegas Ketua PCINU Turki terpilih Faiz Kasyfilham.
Konfercab Kelima PCINU Turki diakhiri dengan doa dari Rais Syuriah terpilih Ahmad Munji dan percakapan ramah tamah antaranggota.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad