PCINU Yaman Peringati Hari Santri 2024 dengan Seminar Ilmiah
Senin, 21 Oktober 2024 | 21:15 WIB
Suasana seminar yang digelar PCINU Yaman dalam rangka memperingati Hari Santri 2024, pada Senin (21/10/2024). (Foto: dok. PCINU Yaman)
Tarim, NU Online
Pengurus Cabang Istiewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yaman berkolaborasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman, PPI Hadramaut, dan Ami 25 Al-Ahgaff menggelar seminar ilmiah untuk memperingati Hari Santri 2024, pada Senin (21/10/2024).
Seminar ini menghadirkan narasumber M Seggaf bin Hasan Baharun dengan mengangkat tema Menjadi Pribadi Multitalenta dalam Menggapai Cinta Nabi di Era Digital.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Syariat dan Hukum Abdullah Awad bin Smith mengisahkan, dahulu ayah Habib Hasan Baharun merupakan salah satu yang membantu perkembangan Universitas Al-Ahgaff di Indonesia dengan menjadikan Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah sebagai tempat untuk menguji santri yang ingin melanjutkan pendidikannya Ke Universitas Al-Ahgaff.
Dalam paparannya, Habib Hasan Baharun mengajak jamaah untuk selalu berpegang teguh kepada amaliah Ahlissunnah wal Jamaah, khususnya di Indonesia berpegang teguh kepada amaliyah Nahdlatul Ulama.
“Dengan tidak mengatakan bahwa kelompok kitalah yang paling benar dan menganggap kelompok selain kita salah,” ungkapnya pada acara yang dihadiri juga oleh Wakil Dekan Fakuktas Syariat dan Hukum Abdurrahman bin Abdullah As-Seggaf dan beberapa dosen Al-Ahgaff lainnya.
"Ketika kalian pulang ke Indonesia berdakwalah jangan malu-malu, jangan tampil khumul, berdakwalah! Jangan sampai di Indonesia diisi oleh pendakwah-pendakwah yang tidak sesuai ajaran Ahlussunnah wal Jamaah," tutur Rektor Universitas Islam Internasional (UII) Darullughah Wadda’wah ini.
Ia mengungkapkan, orang tuanya selalu mengajarkan empat prinsip dalam berdakwah. Pertama, jangan selalu merasa lebih baik dari siapa pun karena manusia hanyalah milik Allah.
“Lalu saya bertanya: meski kepada orang kafir? Ayah saya menjawab: iya meski kepada orang kafir juga. Karena kita tidak mengetahui apakah dia akan meninggal sebagai seorang yang beriman, atau sebagai seorang kafir,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online dari LTN PCINU Yaman.
Kedua, jangan pernah benci kepada siapapun, karena tidak ada seorang pun di dunia ini di terima oleh semua orang.
Ketiga, harus akrab kepada siapa pun. Ini adalah prinsip dakwah yang paling utama.
“Dakwah itu sasarannya semua manusia bukan hanya kelompok tertentu. Jadi, bersikap akrablah kepada siapapun, kelompok mana pun, dan agama apa pun,” katanya.
Kempat, jadilah sebaik-baik orang pada keluarga. Jika menjadi anak, jadilah anak yang terbaik. Jika menjadi suami, jadilah suami yang terbaik. Jika menjadi sebagai seorang saudara, jadilah saudara yang terbaik.
“Ketika kita bisa menjadi orang yang terbaik, baru kita akan akan menjadi terbaik di sisi Allah," katanya.
Seminar diakhiri dengan ijazah shalawat Al-Busyra oleh Habib Hasan Baharun. Ijazah ini diawali dengan membaca sighat shalawat dan diikuti oleh seluruh peserta seminar.