Penyair Palestina Refaat Alareer Terbunuh dalam Pengeboman Israel
Jumat, 8 Desember 2023 | 15:00 WIB
Jakarta, NU Online
Penyair Palestina Refaat Alareer tewas dalam serangan udara Israel pada Kamis (7/12/2023) malam waktu setempat.
Alareer merupakan profesor sekaligus pengajar Sastra Inggris di Universitas Islam Gaza. Universitas itu kini hancur akibat serangan Israel pada 11 Oktober 2023 lalu.
Ia juga merupakan salah satu pendiri proyek "We Are Not Numbers", yang memandu penulis dari Gaza dengan mentor di luar negeri untuk membantu mereka menulis kisah dibalik jumlah orang Palestina dalam berita dan mengadvokasi hak asasi manusia mereka dalam bahasa Inggris.
Pada awal November lalu, Alareer menerbitkan sebuah puisi yang diunggah di media sosial X-nya, berjudul "If I must die". Puisi ini telah dibagikan puluhan ribu kali dan disukai lebih dari seratus ribu kali. Itu diakhiri dengan kata-kata:
"Jika aku harus mati, biarkan itu membawa harapan, biarkan itu menjadi sebuah kisah," tulisnya di akun X.
"Jika aku harus mati, Anda harus hidup untuk menceritakan kisahku."
"Jika aku harus mati, biarkan itu membawa harapan, biarkan itu menjadi sebuah kisah."
Melalui akun media sosial X-nya, Alareer sempat mengabarkan bahwa dirinya berada di bawah pemboman dan penembakan Israel selama lebih 24 jam pada Senin (4/12/2023).
“Banyak yang masih terjebak di Shujayia termasuk beberapa anak dan anggota keluarga saya,” kata dia.
Kematiannya adalah kerugian besar
Alareer adalah seorang akademisi yang telah menginspirasi banyak anak muda di Gaza untuk mengambil alih narasi mereka sendiri dan menceritakan kisah Gaza dan Palestina berdasarkan realitas yang terjadi.
“Ia menulis banyak buku dan menulis puluhan cerita tentang Gaza. Pembunuhan Refaat itu tragis, menyakitkan dan keterlaluan. Ini adalah kerugian besar," kata Ahmed Alnaouq yang juga salah satu pendiri We Are Not Numbers melalui X.
“Ia adalah salah satu inspirasi saya di Gaza. Selain brilian dan menawan, dia hanya baik dan tulus sebagai pribadi,” kata Ramzy Baroud, seorang intelektual dan penulis kelahiran Gaza, dikutip dari Palestine Chronicle.
“Saya merasa bahwa semua yang dia tulis atau ucapkan mewakili prioritas bagi kami di seluruh dunia. Kami dipandu olehnya, dan orang-orang seperti dia. Kematiannya telah benar-benar membingungkan saya," tambah Baroud.
Alareer secara intens mengemukakan beberapa pemikiran terakhirnya melalui profil X-nya. Ketika serangan udara Israel di lingkungannya meningkat pada Senin (4/12/2023), Alareer menulis penghormatan kepada Perlawanan Palestina, yang menghadapi pasukan Israel yang menyerang dengan menuliskan:
"Saya berharap saya adalah pejuang kemerdekaan," katanya.
"Jadi, saya mati melawan para maniak genosida Israel yang menyerang lingkungan dan kota saya," tuturnya.