Pusat Studi Abdurrahman Wahid Diluncurkan di Kairo sebagai Upaya Internasionalisasi Pemikiran Gus Dur
Senin, 5 Februari 2024 | 13:30 WIB
Peluncuran Pusat Studi Abdurrahman Wahid untuk Kemanusiaan dan Keislaman atau Abdurrahman Wahid Center for Humanity and Islamic Studies (AWCHIS). (Foto: dok. Gusdurian Kairo)
Kairo, NU Online
Pusat Studi Abdurrahman Wahid untuk Kemanusiaan dan Keislaman atau Abdurrahman Wahid Center for Humanity and Islamic Studies (AWCHIS) diluncurkan di sela-sela perayaan Haul Gus Dur di Kairo atau Gus Dur’s Day Cairo, pada 28 Januari 2024. Peluncuran ini dilakukan langsung oleh Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid.
AWCHIS merupakan program yang diproyeksikan menjadi wadah pengembangan intelektual mahasiswa Indonesia di Mesir yang berfokus pada isu kemanusiaan dan penelitian khazanah keislaman. Program ini diluncurkan sebagai upaya untuk melakukan internasionalisasi gagasan dan pemikiran Gus Dur.
Saat ini, AWCHIS menyediakan situs resmi berbahasa Arab dan Inggris yang mengulas semua tentang Gus Dur, yakni https://www.abdurrahmanwahid.org/. Kerja alih bahasa dalam situs resmi ini bertujuan untuk memperkenalkan profil dan nilai perjuangan Gus Dur di kancah Timur Tengah dan Internasional. Selain situs resmi, program AWCHIS akan berisi kegiatan pengaderan serta pelatihan mingguan, bulanan, dan tahunan.
Program ini diinisiasi oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir melalui Hasil Konferensi Cabang Ke-12 PCINU Mesir. Ide ini muncul sebagai bentuk pengupayaan gagasan yang digulirkan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Menghidupkan Gus Dur.
AWCHIS akan secara kolektif ditangani oleh beberapa elemen di lingkungan Mahasiswa Indonesia di Mesir, antara lain Gusdurian Kairo bekerja sama dengan pihak Al-Azhar As-Syarif dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir.
Katib Syuriyah PCINU Mesir Kiai Falih Abdu Gani mengatakan bahwa AWCHIS diperlukan karena Kairo dan al-Azhar yang menjadi tempat kelahiran program ini adalah pusat studi keislaman.
“Ditambah dengan fakta sejarah bahwa KH Abdurrahman Wahid merupakan tokoh yang lahir dari rahim kebudayaan Islam di Kairo, semakin menambah spirit pengembangan program ini,” kata Kiai Falih kepada NU Online, Senin (5/2/2024).
Penggerak Gusdurian Kairo Lalu Azmil Azizul Muttaqin berharap, AWCHIS bisa menjadi garapan serius para pecinta Gus Dur dan Pelajar Al-Azhar pada umumnya. Sebab nilai kemanusiaan yang menjadi haluan AWCHIS merupakan nilai konvensional yang wajib untuk diperjuangkan.
“Adanya AWCHIS merupakan cara sederhana menghargai perjuangan Gus Dur serta setidaknya menjadi wadah untuk memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia. Gus Dur telah meneladankan, saatnya kita melanjutkan,” kata Lalu.
AWCHIS mengusung visi Menebarkan Perdamaian, Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan. Visi tersebut akan direalisasi dengan menyebarkan gagasan besar yang berbasis pada nilai yang diperjuangkan Gus Dur, terutama nilai perdamaian dan nilai kemanusiaan dalam konteks keindonesiaan maupun tatanan global.
AWCHIS juga diproyeksikan akan menjadi wadah kaderisasi dalam mencetak aktor-aktor perdamaian yang berbasis pada nilai dan pergerakan yang diperjuangan Gus Dur yang sesuai dengan tantangan zaman.
Kegiatan intens mingguan di AWCHIS adalah Gus Dur’s Lagacy yang berisi materi eksplorasi sekaligus rekontekstualisasi pemikiran Gus Dur berbahasa Arab dan Inggris berupaya kutipan gambar, video, baik tanggapan dari publik Indonesia maupun Timur Tengah. Kemudian ada kegiatan bulanan berupa Abdurrahman Wahid Academy dan Marshad (observatorium).
Abdurrahman Wahid Academy merupakan kegiatan pendidikan intensif yang diberikan kepada WNI maupun WNA yang tertarik dengan garis besar pemikiran Gus Dur dari berbagai tema. Di antaranya kemanusiaan, kebangsaan, politik, ekonomi, isu-isu aktual nasional maupun Internasional.
Berbeda dengan Abdurrahman Wahid Academy, observatorium adalah satu program yang diikuti oleh para mahasiswa pasca sarjana Al-Azhar maupun para peneliti arab yang akan merespons isu-isu dan mewacanakan sesuai kebutuhan. Hasil monitoring dari observatorium akan menjadi bahan riset secara saksama dan menjadi sebuah laporan yang akan dirilis kepada publik.
Kontributor: Noer Fahmiatul Ilmia