Internasional

Salah Eja, Barista Perusahaan Kopi Tulis 'ISIS' di Gelas Pelanggan Muslim

Ahad, 8 September 2019 | 14:00 WIB

Salah Eja, Barista Perusahaan Kopi Tulis 'ISIS' di Gelas Pelanggan Muslim

Ilustrasi

Philadelphia, NU Online
Seorang pria muslim bernama Niquel Johnson kesal dengan seorang barista di sebuah perusahaan kopi lantaran namanya di gelas kopi yang dipesaannya ditulis ‘ISIS’ (kepanjangan dari Negara Islam Irak dan Suriah), sebuah kelompok teroris yang pernah menguasai sepertiga wilayah Irak dan Suriah.
 
Johnson mengenakan tunik tradisional Timur Tengah ketika memesan tiga gelas kopi di Starbuck Philadelphia, Amerika Serikat, untuk dirinya dan dua orang temannya. Johnson menjawab ‘Aziz’ ketika barista menanyakan namanya untuk dituliskan di gelas kopinya. Abdul Aziz adalah ‘nama Islamnya’ Johnson. Ia mengaku sering menggunakan nama tersebut.
 
"Abdul Aziz adalah nama yang biasa saya pakai, itu berarti hamba Yang Mahakuasa. Tapi aku menyingkatnya menjadi 'Aziz' yang bermakna perkasa," kata Johnson, diberitakan NBC News, Ahad (1/9) lalu.
 
Johnson biasa saja ketika mengambil minumannya di meja barista. Namun, setelah 20 menit berlangsung ia baru sadar bahwa nama yang ditulis di tiga gelas kopi yang dipesannya bertuliskan ISIS, bukan Aziz.
 
Semula dia mengaku terkejut dengan penulisan nama tersebut. Bagaimana mungkin kata Aziz ditulis menjadi ISIS. Ia kemudian merasa didiskriminasi. "Awalnya saya terkejut, dan kemudian marah karena saya merasa seolah-olah kita didiskriminasi," katanya. Dilaporkan, kejadian ini terjadi pada 25 Agustus akhir bulan lalu. 
 
Atas kejadian itu, Johnson menilai bahwa pelatihan bias rasial yang diselenggarakan perusahaan kopi tersebut berjalan tidak efektif. "Kamu akan berpikir mereka akan sedikit lebih sensitif dan pelatihan akan lebih baik," katanya.
 
Diketahui, pada April 2018 lalu dua pria berkulit hitam ditangkap dan diborgol polisi karena mereka duduk tanpa memesan memesan di perusahaan kopi tersebut di Germantown Avenue pada kota yang sama. Penangkapan itu memicu kemarahan publik. Pada bulan berikutnya, perusahaan kopi tersebut menutup 8.000 outlet-nya di seluruh negeri untuk satu sore pelatihan antibias.
 
Pihak perusahaan menjelaskan, barista salah mengeja Aziz menjadi ISIS. Menurutnya, itu adalah murni kesalahan dan bukan diskriminasi. "Pelanggan mendekati dan memberikan nama Aziz. Barista salah mengeja kata itu," kata seorang juru bicara perusahaan.
 
'Perselisihan' Johnson dengan perusahaan kopi tersebut tidak hanya berhenti di situ. Pada Senin lalu, Johnson mengirim surat keluhan resmi via email kepada pihak perusahaan. Dijawab, pihak perusahaan akan menghubunginya dalam satu atau dua hari kerja setelahnya. Johnson menyebut, dirinya tidak pernah dihubungi. Sementara pihak perusahaan mengatakan telah menghubungi dan meminta maaf kepada Johnson. 
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan