Internasional

Setahun Genosida Israel di Gaza: 11 Ribu Perempuan Meninggal, Jumlah Terbesar Selama Dua Dekade Terakhir

Sabtu, 5 Oktober 2024 | 07:00 WIB

Setahun Genosida Israel di Gaza: 11 Ribu Perempuan Meninggal, Jumlah Terbesar Selama Dua Dekade Terakhir

Potret perempuan Palestina. (Foto: WAFA)

Jakarta, NU Online
 
Setahun setelah serangan militer Israel meletus pada 7 Oktober 2023, Palestina masih berjuang untuk bertahan di tengah kehancuran yang meluas. Lebih dari 42 ribu warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan yang intens. Jumlah korban ini mencerminkan kehancuran yang melanda wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza, mayoritas korban jiwa ditemukan.
 

Menurut Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), korban tewas di Palestina mencapai 42.411 orang. Sebanyak 41.689 di antaranya berasal dari Jalur Gaza, sementara 722 lainnya dari Tepi Barat. Lebih dari 11.458 wanita menjadi korban akibat serangan militer Israel. Selain itu, sekitar 16.891 anak-anak tewas, menambah panjang daftar kelompok rentan yang terjebak dalam kekerasan.
 

Menurut laporan dari Oxfam International menyebutkan bahwa jumlah korban perempuan dan anak-anak yang tewas dalam konflik ini mencapai rekor tertinggi, lebih banyak dari konflik-konflik lain yang melanda Gaza selama dua dekade terakhir. Studi yang diterbitkan oleh The Lancet bahkan memperkirakan jumlah kematian di Gaza bisa lebih dari 186.000 jika mempertimbangkan kematian tidak langsung yang disebabkan oleh kelaparan dan kurangnya perawatan medis.
 

“Rekor jumlah perempuan dan anak-anak yang terbunuh di Gaza tidak termasuk mereka di antara hampir 20.000 orang yang tidak teridentifikasi, hilang atau terkubur di bawah puing-puing,” tulis Oxfam, dikutip Jumat (4/10/2024).
 

Sementara itu, United Nations (UN) Women, lebih dari 550.000 perempuan di Gaza kini menghadapi krisis ketahanan pangan yang parah, dengan 175.000 di antaranya berisiko tinggi terhadap kesehatan. Kekurangan makanan, air, dan layanan kesehatan telah menghancurkan kehidupan sehari-hari ribuan warga Palestina. Kondisi ini semakin diperparah oleh runtuhnya infrastruktur kesehatan, rumah sakit yang kelebihan kapasitas harus menangani ribuan pasien dalam situasi darurat tanpa dukungan sumber daya yang memadai.
 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sistem kesehatan di Jalur Gaza telah hampir runtuh, dengan persediaan medis, bahan bakar, dan air yang kian menipis. Fasilitas kesehatan yang seharusnya menjadi tempat perlindungan justru menjadi target serangan, mengakibatkan kematian dan cedera bagi petugas kesehatan serta pasien.
 

“Di Jalur Gaza, serangan udara dan kekurangan persediaan medis, makanan, air, dan bahan bakar telah hampir menghabiskan sistem kesehatan yang sudah kekurangan sumber daya,” tulis WHO.
 

Tragedi ini diperparah dengan jumlah orang hilang yang terus meningkat. Lebih dari 10.000 orang masih belum ditemukan, termasuk 4.700 perempuan dan anak-anak yang diyakini tertimbun di bawah reruntuhan.
 

Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan. Bantuan dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau melalui tautan ini.