Terima Zayed Award, NU dan Muhammadiyah Diharap Tingkatkan Peran di Tataran Global
Senin, 5 Februari 2024 | 22:00 WIB
Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mendapatkan penghargaan Zayed Award 2024. Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin berharap NU dan Muhammadiyah terus meningkatkan kiprah dalam menjaga perdamaian di kancah global.
"NU dan Muhammadiyah harus terus berperan, selain peran yang sifatnya lokal, nasional, kemudian peran globalnya harus terus dilakukan," ujar Wapres kepada awak media usai meninjau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi di Al Yaqout Street, Embassies District, Plot 42, Sector W59-02, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (5/2/2024).
Wapres terkesan dengan berbagai upaya dalam menjaga toleransi antarumat beragama yang dilakukan oleh kedua ormas Islam tersebut, yang juga ternyata menarik perhatian masyarakat dunia. Upaya tersebut turut berkontribusi pada citra Indonesia sebagai negara yang paling toleran di seluruh dunia.
Baca Juga
Beda NU dan Muhammadiyah
"Bahkan belum lama ini, saya didatangi Majelis Hukama yang berpusat di Abu Dhabi diketuai oleh Syaikhul Azhar, datang ke Indonesia mengatakan bahwa negara Indonesia ini adalah negara paling toleran di dunia. Ini tidak lepas dari peran kedua organisasi ini, NU dan Muhammadiyah, di dalam kehidupan kita berbangsa, sebagai bangsa yang paling toleran," urainya bangga.
Ke depan, Wapres berharap agar NU dan Muhammadiyah ini dapat terus meningkatkan perannya dan senantiasa menjadi teladan bagi negara-negara lain di dunia.
"Kemarin dalam sambutan Presiden Timor Leste, ia mengatakan, 'Kami memang tidak punya organisasi seperti NU dan Muhammadiyah'. Karena itu, Ia berharap, peran NU dan Muhammadiyah juga bisa berpengaruh di negara Timor Leste," kata Wapres.
Sementara itu, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengusulkan agar dua organisasi massa keagamaan itu tidak saja mendapatkan penghargaan Zayed Award, tetapi juga perlu untuk mendapatkan nobel atas kiprahnya dalam membangun toleransi dan stabilitas di Indonesia.
“Saya menominasikan nobel dan penghargaaan perdamaian UNESCO untuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Semoga bisa diraih,” tutur Horta dalam acara Human Fraternity Majlis di Abrahamic Family House.
Sebagai informasi, NU menerima Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia 2024. Menurut dewan juri, NU merupakan organisasi terbesar di dunia yang berperan penting dalam bidang kemanusiaan, serta upaya membangun perdamaian di tingkat nasional, regional, dan internasional.
NU didirikan pada tahun 1926 sebagai badan amal yang berperan dalam memimpin pembangunan masyarakat di Indonesia dengan pendanaan sekolah, rumah sakit, dan proyek pengentasan kemiskinan.
NU, menurut pandangan dewan juri, memainkan peran utama dalam memelopori perdamaian global dan upaya diplomatik. NU telah menyelenggarakan dan memimpin beberapa konferensi antaragama dan antarbudaya termasuk konferensi Islam Asia-Afrika dan konferensi dunia tentang agama dan perdamaian. Upaya diplomatiknya membantu mengamankan pembebasan sandera Korea Selatan yang ditahan oleh pejuang Taliban di Afghanistan pada 2007.
Sementara itu, Muhammadiyah dibentuk pada 1912 sebagai organisasi non-pemerintah dengan lebih dari 60 Juta anggota yang berdedikasi pada inisiatif sosial san pendidikan, memberikan bantuan kesehatan, menjalankan rumah sakit amal, dan mengoperasikan lebih dari 120 universitas di seluruh Indonesia.
Organisasi ini aktif mendorong kerukunan umat beragama di Indonesia, sekaligus melakukan upaya perdamaian untuk menyelesaikan konflik di Afrika Tengah, serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada kelompok rentan di Timur Tengah dan Asia, termasuk para pengungsi Rohingya.
Pusat Penanggulangan Bencana Muhammadiyah juga didirikan di bawah organisasi tersebut dengan tujuan pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, dan rehabilitasi. Muhammadiyah mendukung masyarakat yang terkena dampak bencana alam dan tragedi lainnya. Muhammadiyah membantu memulihkan kehidupan mereka yang paling terkena dampak.